“Yang ada di Pakta Integritas seperti itu (jadi cawapres). Namun, tentu kan semuanya yang namanya politik kan nggak bisa saklek. tentu ada mekanisme. Pak Muhaimin kan dimandatkan oleh partai untuk berjuang masuk di kertas suara. Kalau tidak sampai, Pak Muhaimin kembalikan ke partai,”
“Ini masih terbuka, jika ada mau bergabung koalisi kan bisa jadi.
Di sisi lain, Waketum Golkar Melchias Markus Mekeng yang juga hadir sebagai bintang tamu dalam podcast Cawe-Cawe bersama Jazilul, menilai keputusan tentang pemilihan cawapres Prabowo harus dibicarakan secara terbuka dengan semua partai koalisi. Menurutnya, itu adalah hal yang cukup kritis saat ini.
“Dia (Prabowo) tidak (boleh) dominan, kalau dominan nanti jadi males-malesan. Harus bicara duduk terbuka, tidak boleh ada batasan-batasan, terbuka, baru nanti dicari common, persamaannya, bahwa kita mencari model figur begini. Itu yang paling kritis di dalam nanti menetapkan cawapres,” ujar Mekeng.
Mengingat, masing-masing partai punya kepentingan. Selain membicarakan masalah cawapres, bagi-bagi kursi di kementerian nanti pun bisa juga dibicarakan secara terbuka baik sebelum pemilihan umum (pemilu) berangsung maupun jika koalisi sudah menang.
Golkar dan PKB Tak Dapat Kursi Cawapres, Koalisi Prabowo Terancam BubarApalagi, Golkar dengan suara yang cukup besar, pasti akan berat jika tidak dipilih cawapres. Sementara PKB sudah sejak lama dengan Prabowo sehingga mengininkan posisi juga. Jangan sampai koalisi tidak menemui kesepakatan alias buntu.
“Bisa nanti semuanya nggak jadi apa-apa,” ujarnya.
(Lisvi Padlilah)