Upaya regional untuk membalikkan kudeta didukung oleh AS dan Prancis, yang keduanya memiliki pangkalan militer di Niger. Pangkalan-pangkalan ini adalah bagian dari upaya untuk mengatasi kelompok jihad di wilayah Sahel yang lebih luas.
Pemimpin junta, yang mengepalai pengawal presiden sebelum merebut kekuasaan pada 26 Juli lalu, mengatakan intervensi militer dapat memperburuk pemberontakan kelompok Islam yang terkait dengan al-Qaeda dan kelompok ISIS.
Kudeta tersebut mencerminkan pengambilalihan serupa yang baru-baru ini terjadi di negara tetangga Burkina Faso dan Mali.
Dan pengaruh Rusia di wilayah Sahel yang lebih luas juga berkembang melalui kelompok tentara bayarannya yakni Wagner.
(Susi Susanti)