5. Henk Sneevliet
Henk Sneevliet merupakan tokoh komunis asal Belanda yang mendirikan ISDV di Surabaya pada 1914. Selain itu, dia juga tergabung ke dalam serikat buruh kereta api VSTP di Surabaya.
Berkat pengalamannya di komunisme Belanda, Sneevliet mengubah serikat buruh kereta api yang moderat ke arah modern dan agresif. Aktivitas Sneevliet di Indonesia membuat pemerintah kolonial Belanda gelisah.
6. Letkol Untung Syamsuri
Letnan Kolonel Untung Syamsuri adalah kunci di balik gerakan G30S. Dia merupakan seorang Komandan Batalyon KK I Cakrabirawa, pengawal Presiden Sukarno. Selain itu, Untung Syamsuri juga pernah menjadi komandan Batalyon 454/ Banteng Raiders yang berbasis di Semarang
Dalam peristiwa G30S, Letkol Untung diduga sebagai penggerak pasukan Cakrabirawa untuk melakukan penculikan dan pembunuhan yang terjadi terhadap tujuh jendral militer.
Setelah peristiwa itu terjadi, Letkol Untung melarikan diri dan menghilang hingga pada akhirnya tertangkap di Brebes, Jawa Tengah dan berujung eksekusi mati pada 1966, setahun setelah peristiwa G30S.
Komandan Batalyon I Tjakrabirawa Letkol Untung Syamsuri merupakan salah satu lulusan terbaik Akademi Militer saat itu. Selama masa bertugas, Untung berjasa dalam Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat. Bahkan, dia turut mendapatkan penghargaan Bintang Sakti atas dedikasinya tersebut.
7. Darsono
Tokoh penting PKI selanjutnya ada Darsono. Dia merupakan salah satu tokoh komunis Indonesia pada awal berdirinya PKI pada 1920.
Sebelum masuk ke dalam ISDV, Darsono merupakan seorang jurnalis dan editor. Melalui latar belakang tersebut, Darsono masuk ke dalam ISDV dengan membuat artikel yang mengkritik pemerintah kolonial Belanda.
Salah satu artikel yang dia tulis adalah Het Process Sneevliet pada 1917. Tulisan tersebut kemudian menjadi bacaan wajib kaum komunisme Indonesia saat itu.
Dia juga pernah meminta diadakan kerja sama antara PKI dan Communist Partij, Belanda. Namun, setelah pemberontakan PKI 1926, Darsono menghilang dari perpolitikan dan gerakan komunis Indonesia.
(RIN)
(Rani Hardjanti)