“Situasinya mengerikan. Jumlah korban tewas sangat tinggi. Dan kita sekarang dihadapkan pada masalah karena tidak mampu menangani jenazah-jenazah ini, atau menguburkannya. Kami berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan yang sesuai untuk memasukkan jenazah-jenazah ini ke dalam freezer,” lanjutnya.
“Kita membutuhkan kelompok yang tepat untuk segera mengambil tindakan dan ikut campur dalam membantu mengidentifikasi DNA pada tubuh-tubuh ini… Tentu saja, sementara ini, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya bencana lingkungan ini,” ujarnya.
“Ini hanya setengah dari jenazah yang telah kami lihat. Ada banyak mayat lain di sisi lain kota,” tambahnya.
Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mendesak komunitas global untuk mengatasi “bencana krisis kemanusiaan yang terjadi di Libya.”
Elie Abouaoun, direktur IRC untuk Libya, mengatakan komite tersebut “sangat prihatin dengan kebutuhan perlindungan bagi mereka yang terjebak dalam tragedi ini, terutama ribuan perempuan dan anak-anak yang harus meninggalkan rumah mereka untuk mencari keselamatan.”
Abouaoun mengatakan bahwa banyak rumah sakit tidak mampu menangani jumlah korban yang membutuhkan perawatan, dan menambahkan bahwa ketakutan akan penyakit yang ditularkan melalui air menambah tekanan pada sistem kesehatan Libya.
“Akses terhadap air bersih, sanitasi, dan fasilitas kebersihan akan diperlukan untuk mencegah krisis lebih lanjut dalam krisis ini,” ujarnya.
(Susi Susanti)