Ia juga mengatakan apabila terdapat pasien yang tidak mampu membayar biaya pengobatan, mereka harus diserahkan ke rumah sakit pemerintah untuk perawatan lebih lanjut.
Dr. K Shanta Arulmozhi, Dekan, Sekolah Tinggi dan Rumah Sakit Kedokteran Namakkal, berbicara kepada wartawan bahwa tidak semua orang yang dirawat di rumah sakit akibat dari memakan shawarma, melainkan beberapa dari mereka pernah mengkonsumsi ikan dan jamur dari restoran yang sama.
Sementara itu, pemerintah melarang sementara penjualan shawarma dan ayam bakar.
Saat ini FSSAI ditugaskan untuk memeriksa restoran dan menulis laporan di seluruh distrik atas pemeriksaan kualitas bahan makanan.
Kolektor mengatakan bahwa tim khusus kesehatan telah dikerahkan untuk melakukan penyelidikan kepada rumah sakit swasta tersebut, karena tidak menerima anak perempuan itu melainkan memulangkannya.. Apabila rumah sakit itu terbukti bersalah, pihak berwenang akan menindaklanjuti kasus ini.
(Susi Susanti)