Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Karhutla Marak Terjadi, BNPB: 99% Pasti Disebabkan Faktor Manusia

Binti Mufarida , Jurnalis-Selasa, 19 September 2023 |06:43 WIB
Karhutla Marak Terjadi, BNPB: 99% Pasti Disebabkan Faktor Manusia
Proses pemadaman Karhutla di Kalbar. (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin marak terjadi pada 2023. Bahkan, menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), karhutla pada tahun ini sudah hampir melebihi total kejadian bencana hidrometeorologi basah.

Kejadian karhutla yang sempat menghebohkan masyarakat yakni kebakaran di Lembah Savana atau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, buntut suar atau flare saat foto prewedding.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari pun mengatakan bahwa kebakaran yang marak terjadi 99% disebabkan oleh faktor manusia.

 BACA JUGA:

“Memang kita tidak bisa dipungkiri ya tadi seperti saya bilang kalau misalkan kita bicara kebakaran itu 99% itu pasti faktor manusia, baik sengaja maupun tidak sengaja,” kata Aam sapaan akrab Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (19/9/2023).

Meskipun, kata Aam, saat ini Indonesia sedang berada di fase musim kemarau ditambah dengan menguatnya fenomena El Nino, namun hal ini hanya efek katalis sebagai penyebab karhutla. Di balik itu, ada tangan manusia yang membuat api sehingga terjadi kebakaran.

 BACA JUGA:

“Meskipun yang kita harapkan kondisi kemarau atau El Nino yang kita sebut sebagai efek katalis ya, tapi bukan penyebab, jadi bukan musim kemaraunya yang menyebabkan api, yang menyebabkan api itu ada intervensi manusia. Alamnya enggak bisa tiba-tiba muncul api, muncul kebakaran, enggak mungkin. (Penyebab) utama adalah manusia, pasti manusia,” tambah Aam.

Lebih lanjut, Aam mengingatkan agar masyarakat tidak menimbulkan kejadian kebakaran. Dia pun mendorong jika terdeteksi titik api harus segera ditindaklanjuti dengan upaya pemadaman.

“Nah ini sebenarnya yang harus kita jaga kita tidak akan bisa menekan kita enggak boleh ada kejadian kebakaran, sangat tidak mungkin pada kondisi kemarau sekarang. Tetapi bagaimana kondisi-kondisi kalau ada titik api kalau ada hotspot itu bisa segera ditindaklanjuti dengan upaya pemadaman yang sesegera mungkin,” kata Aam.

“Sehingga nanti kalaupun terjadi kebakaran durasi terjadinya kebakaran dan cakupan lahan terbakar itu bisa diminimalisasi. Sehingga ini yang mungkin paling optimal bisa kita lakukan,” pungkasnya.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement