JAKARTA - Senyum semringah terpancar dari rawut wajah warga RW011, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, pada Selasa (19/9/2020) sore.
Betapa tidak, para warga akhirnya mendapatkan bantuan air bersih layak konsumsi dari Partai Perindo setelah sebulan lebih mengalami krisis.
"Dari semenjak bulan kemaren udah hampir dua bulan, air kita kering, PAM juga engga keluar, jadi kita kesusahan menikmati air bersih," kata Nur Fauziah, selaku perwakilan warga RT006/RW011, Selasa.
Fauziah mengatakan bahwa, selama mengalami krisis air bersih tersebut para warga sebenarnya mendapatkan suplai dari PAM Jaya. Namun, hal tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga, para warga dengan inisiatif membeli air seharga Rp6.000 per dua jerigen. "Jelas kita keberatan beli air buat masak, mandi, dan lain-lain," kata Fauziah.
Dengan adanya bantuan ini, Fauziah berharap Partai Perindo dapat sukses. "Makasih buat Partai Perindo dan bu Dian Mirza (Bacaleg Partai Perindo) untuk bantuan airnya, jadi warga terbantu.
Semoga makin maju, sukses, rejekinya lancar," pungkasnya.
Sebelumnya, pembagian air bersih itu diinisiasi oleh Bacaleg DPRD DKI Jakarta Dapil 9 dari Partai Perindo Dian Mirza. Dian mengatakan, meski air sudah mulai mengalir di sejumlah rumah warga sejak beberapa hari lalu, namun kualitas airnya masih sangat buruk.
"Hari ini kami dari Partai Perindo tergerak untuk ikut meringankan beban yang dialami warga warga di Pegadungan Kalideres khususnya di RT 6-7 RW 11, dengan membagikan air bersih layak konsumsi," kata Dian.
Menurut Dian, masalah kebutuhan air bersih merupakan masalah klasik di Jakarta. Tidak hanya di musim kemarau, musim penghujan saja warga Jakarta kesulitan mendapatkan air bersih.
"Ini menjadi tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan dasar yakni air," tuturnya.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, sampai saat ini baru 39% warga jakarta yang bisa akses air bersih perpipaan atau dari PAM. Sayangnya sejak 8 September lalu, PAM Jaya mengumumkan adanya gangguan pelayanan akibat penurunan kualitas air baku, di antaranya kawasan Kalideres dan Cengkareng.
"Penurunan kualitas air baku di Instalasi Pengelolaan Air Hutan Kota membuat pengolahan air hasilnya di bawah standar Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)