GAZA - Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 413 warga Palestina tewas, akibat serangan udara Israel. Korban tewas ini termasuk 78 anak-anak, dan 2.300 lainnya terluka di Gaza sejak Sabtu (7/10/2023).
Kementerian mengatakan pemadaman listrik di wilayah tersebut menimbulkan tantangan besar bagi sektor medis dan mengancam nyawa ratusan orang lainnya yang membutuhkan perawatan.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) baru saja memberikan laporan terbaru. Lebih dari 700 warga Israel tewas sejak Sabtu (7/10/2023) pagi dan 2.150 orang terluka.
Menurut IDF, 3.284 roket telah ditembakkan dari Jalur Gaza (Hamas mengatakan jumlahnya lebih dari 5.000) dan Israel telah menyerang 653 sasaran Hamas.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (7/10/2023) menyatakan bahwa Israel akan menghentikan pasokan "listrik, bahan bakar dan barang" ke Jalur Gaza.
Namun juru bicara militer Letkol Richard Hecht mengatakan pada Minggu (8/10/2023) bahwa hanya aliran listrik yang diputus.
Sejak itu, listrik hanya tersedia rata-rata empat jam per hari, turun dari biasanya delapan jam.
Israel secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas, yang menguasai Gaza, setelah serangan mendadak kelompok militan tersebut pada Sabtu (7/10/2023). Sejak saat itu, mereka telah menggempur wilayah tersebut dengan serangan udara.
Seperti diketahui, serangan 5.000 roket Hamas ditembakkan ke Israel pada Sabtu (7.10/2023). Kemudian Israel membalas serangan itu dengan serangan udara yang menghantam blok perumahan, terowongan, masjid dan rumah pejabat Hamas di Gaza.
Israel menggempur daerah kantong Palestina di Gaza pada Minggu (8/10/2023), menewaskan ratusan orang sebagai pembalasan atas salah satu serangan paling berdarah dalam sejarahnya.
(Susi Susanti)