Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

UNICEF Sebut Israel Mengubah Gaza Jadi Kuburan Bagi Ribuan Anak-Anak

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 01 November 2023 |15:32 WIB
UNICEF Sebut Israel Mengubah Gaza Jadi Kuburan Bagi Ribuan Anak-Anak
Unicef sebut Israel mengubah Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak (Foto: Anadolu Agency)
A
A
A

GAZA – Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/10/2023), juru bicara Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) James Elder mengatakan Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak.

Menurut kementerian kesehatan Gaza, serangan udara Israel pada Selasa (31/10/2023) meratakan seluruh bagian kamp pengungsi Jabalia, menewaskan banyak orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.

Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa lebih dari 50 orang tewas.

“Lebih dari 50 orang tewas,” terang Dr Atef al-Kahlout, Direktur Rumah Sakit Indonesia, mengatakan kepada Al Jazeera. Ia mengatakan, pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan jumlah total korban jiwa karena masih menghitung jumlah korban.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Israel.

“Lebih dari 50 orang tewas dan sekitar 150 orang terluka dan puluhan lainnya tertimbun reruntuhan, dalam pembantaian keji Israel yang menargetkan sebagian besar rumah di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara,” kata pernyataan Kementerian Kesehatan.

Nebal Farsakh, juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, menyebut situasi ini “benar-benar mengerikan”.

“Rumah sakit sudah kewalahan, dan mereka hampir tidak bisa menangani meningkatnya jumlah korban yang mereka hadapi setiap jamnya,” kata Farsakh kepada Al Jazeera.

“[Mereka] bekerja dengan kapasitas penuh. Hal ini terjadi pada saat yang sama ketika semua rumah sakit benar-benar bangkrut karena kekurangan pasokan medis serta obat-obatan, dan mereka kehabisan bahan bakar, yang sangat dibutuhkan,” lanjutnya.

Berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (31/10/2023), Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mendesak dewan tersebut untuk mendorong gencatan senjata guna mengakhiri “spiral kematian”.

AS sejauh ini mendukung Israel dan menolak seruan gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa diakhirinya pertempuran akan menguntungkan Hamas, yang melakukan serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober yang menurut pihak berwenang Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah warga sipil.

“Kami yakin bahwa kami harus mempertimbangkan hal-hal seperti jeda kemanusiaan untuk memastikan bahwa bantuan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan dan masyarakat dapat terlindungi serta terhindar dari bahaya,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada sidang kongres.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement