MOJOKERTO - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Penanggungan belum juga berhasil dipadma. Kendala angin kencang di atas dan medan terjal menjadi hal yang ditemukan oleh tim gabungan di lapangan.
"Kesulitan medan yang terjal, itu cukup sulit untuk pemadaman, di atas angin sangat kencang, tidak terarah anginnya," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Mojokerto Abdul Khakim, dikonfirmasi pada Jumat malam (3/11/2023).
BACA JUGA:
Khakim menjelaskan, bila proses pemadaman dilakukan secara manual dengan menggunakan ranting pohon yang dipukul-pukulkan ke titik api. Petugas juga membuat sekat alami untuk mengantisipasi api menyebar.
"Misalnya dari pos 1 Tamiajeng ke lokasi kebakaran (puncak bayangan) butuh sekitar 3 jam jalan kaki. Kendalanya sulitnya medan dan angin begitu kencang di atas," ujarnya.
BACA JUGA:
Pihaknya menyebar personel gabungan melalui tiga jalur pendakian, mulai dari jalur pendakian Desa Kunjorowesi Kecamatan Ngoro, sejumlah 43 personel, pendakian melalui Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas dengan 54 personel, dan melalui Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas dengan 34 personel.
"Jumlah ini ditambah dengan 30 personel tambahan dari Perhutani KPH Pasuruan yang berangkat Jumat siang tadi," ucapnya.
Sejauh ini dari awalnya tiga titik api diakui, total ada sekitar 22 titik sejak kebakaran pertama pada Kamis siang (2/11/2023) pukul 14.20 WIB. Titik-titik api itu menyebar ke beberapa bukti dan gunung yang ada di sekitar Gunung Penanggungan dengan titik tertinggi di Puncak Bayangan di 1.200 Mdpl.
"(Titik api) menyebar di gunung-gunung sekitarnya. Ada di Kuncoro, turun-turun ada beberapa gunung kecil-kecil, Tapi kan masih masuk gunung Penanggungan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran terjadi di wilayah Gunung Penanggungan sejak Kamis kemarin. Titik api diketahui muncul sekitar pukul 14.20 WIB, pada Kamis (2/11/2023) di Petak 1 BKPH Penanggungan, yang masuk Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Api bahkan terlihat dari dua kabupaten yakni Sidoarjo dan Pasuruan. Tampak dari visual yang ada api membakar Puncak Pawitra atau puncak Gunung Penanggungan. Hingga Jumat petang BPBD Kabupaten Mojokerto mencatat setidaknya ada 80 hektar lahan di Gunung Penanggungan terbakar.
(Nanda Aria)