Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Krisis Kemanusiaan Gaza, PBB: 70% Orang Jadi Pengungsi dan Hidup dalam Kondisi yang Tak Manusiawi

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 07 November 2023 |09:04 WIB
Krisis Kemanusiaan Gaza, PBB: 70% Orang Jadi Pengungsi dan Hidup dalam Kondisi yang Tak Manusiawi
70% warga Gaza menjadi pengungsi dan hidup dalam kondisi tak manusiawi (Foto: AFP)
A
A
A

GAZA – Setidaknya 70% dari 2 juta penduduk Jalur Gaza kini menjadi pengungsi dan sebagian besar hidup dalam kondisi yang memprihatinkan di tempat penampungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“1,5 juta orang yang pindah ke sana terpaksa mengungsi,” kata Tamara Alrifa, direktur hubungan eksternal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

“Jadi, kita berbicara tentang 70% orang yang mengungsi jauh dari rumah mereka,” lanjut juru bicara badan bantuan PBB tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/11/2023), badan tersebut menggambarkan kondisi di instalasi UNRWA yang penuh sesak dan saat ini menampung 717.000 pengungsi Gaza.

Situasi di tempat penampungan “tidak manusiawi” dan memburuk serta memperingatkan adanya risiko krisis kesehatan masyarakat akibat kerusakan infrastruktur air dan sanitasi.

“Tempat penampungan UNRWA telah melaporkan ribuan kasus penyakit pernafasan akut, infeksi kulit, diare, dan cacar air,” kata pernyataan itu.

Badan PBB tersebut mengatakan pembusukan jenazah di bawah bangunan yang runtuh di tengah terbatasnya upaya penyelamatan juga terus meningkatkan kekhawatiran kemanusiaan dan lingkungan.

Salah satu fasilitas UNRWA, Khan Younis Training Center (KYTC), menampung lebih dari 22.000 pengungsi internal – dan luas ruangan untuk setiap orang kurang dari 2 meter persegi (sekitar 21 kaki persegi).

Jumlah pengungsi internal di Gaza meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan udara Israel. Beberapa truk bantuan telah diizinkan masuk melalui penyeberangan Rafah, namun para pejabat PBB mengatakan diperlukan lebih banyak bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Rumah sakit dan warga bergantung pada generator sebagai sumber listrik, yang bahan bakarnya hampir habis, dan akses air terpengaruh oleh pemadaman listrik.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 10.000 orang telah terbunuh di wilayah Palestina sejak Israel mulai mengebomnya pada bulan lalu.

Lebih dari 4.000 orang yang tewas adalah anak-anak. Jumlah tersebut melampaui angka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mencatat sekitar 5.400 orang tewas di Gaza dalam semua konflik Israel dengan Hamas sebelumnya sejak mereka mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.

Israel mulai membom Gaza setelah Hamas membunuh 1.400 orang dan menculik lebih dari 200 lainnya pada 7 Oktober lalu.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement