Dua belas pasien, termasuk dua bayi prematur, juga telah meninggal sejak pemadaman listrik dimulai, sementara infrastruktur penting, termasuk fasilitas kardiovaskular dan bangsal bersalin, telah rusak parah, menurut badan PBB tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tiga bayi baru lahir prematur telah meninggal.
WHO mengatakan bahwa 600-650 pasien, 200-500 petugas kesehatan, dan sekira 1.500 pengungsi internal masih berada di rumah sakit tanpa jalan keluar yang aman.
Para pasien tersebut termasuk 36 bayi yang berisiko meninggal karena kurangnya inkubator yang berfungsi, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas.
Pasukan Israel telah mengepung fasilitas medis di utara Gaza, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa, yang menurut pejabat Israel terletak di atas pusat komando Hamas.
Pejabat Hamas dan rumah sakit membantah bahwa kompleks tersebut menyembunyikan infrastruktur militer.
Para pejabat Palestina dan orang-orang di dalam rumah sakit tersebut melaporkan bahwa pasukan Israel secara langsung menargetkan kompleks rumah sakit tersebut dengan amunisi dan penembak jitu.
Wakil Menteri Kesehatan Munir al-Boursh mengatakan penembak jitu menembaki setiap gerakan di dalam kompleks.
“Ada korban luka di dalam rumah dan kami tidak dapat menjangkau mereka,” katanya kepada Al Jazeera. “Kita tidak bisa menjulurkan kepala ke luar jendela.”
Militer Israel mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya menawarkan untuk mengevakuasi bayi yang baru lahir dan telah menempatkan 300 liter bahan bakar di pintu masuk rumah sakit, merilis video tentaranya membawa kontainer dan meletakkannya di tanah, namun Hamas menghalangi upaya tersebut.