GAZA - Para dokter di rumah sakit (rs) Al-Shifa di Gaza utara telah menolak perintah evakuasi wajib rumah sakit dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Menurut Dr. Munir Al- Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, mereka khawatir sekitar 700 pasien berisiko akan meninggal jika dibiarkan,
“Masalahnya bukan pada dokternya, melainkan pasiennya. Dan jika mereka ditinggal, mereka akan mati, dan jika mereka dipindahkan, mereka akan mati dalam perjalanan, inilah masalahnya, kita berbicara tentang 700 pasien,” kata Dr. Al-Bursh kepada CNN, pada Senin (13/11/2023).
“Sampai saat ini belum ada tanggapan dari para dokter, namun beberapa pengungsi dan keluarganya telah meninggalkan rumah,” lanjutnya.
Dia mengatakan beberapa ribu orang telah berlindung di kompleks rumah sakit tersebut.
Dr. Al-Bursh mengatakan perintah evakuasi tersebut tidak dikoordinasikan dengan lembaga kemanusiaan internasional mana pun, seperti Palang Merah Internasional. Kurangnya koordinasi menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan dan kelayakan pemindahan pasien dalam jumlah besar, banyak di antaranya berada dalam kondisi kritis dan akan meninggal dalam perjalanan.
Sebelumnya pada Senin (13/11/2023), IDF mengumumkan bahwa jalur aman bagi penduduk Gaza utara telah dibuka kembali. Juru bicara IDF Richard Hecht mengatakan pada Minggu (12/11/2023) bahwa sebagian besar rumah sakit Rantisi dan Al-Nasr, keduanya di Gaza Utara, hampir seluruhnya dikosongkan.