JAKARTA – Helikopter Apache adalah salah satu alutsista yang digunakan militer Israel dalam menjalankan operasinya di Timur Tengah. Helikopter tempur ini awalnya dikembangkan McDonnell Douglas untuk memenuhi kebutuhan tentara Amerika Serikat (AS) akan pesawat serang pendukung darat anti lapis baja segala cuaca siang dan malam dengan potensi tinggi untuk bertahan di medan perang.
Menurut Jewish Virtual Library, Israel terlibat dengan Apache sejak Juni 1983, ketika sebuah prototipe datang untuk diuji di Israel. Militer Israel menguji kinerja helikopter Apache dalam kondisi gurun oleh pilot-pilotnya.
Hasil pengujian tersebut merekomendasikan pembelian Apache guna meningkatkan kemampuan anti-pesawat Angkatan Udara Israel (IAF).
Dilansir dari Wikipedia, IAF pertama kali menerima Apache AH-64A pada 1990, dengan armada mencapai 42 unit pada 2000.
Pada 2000, Israel kembali berminat untuk membeli Apache lagi sebanyak 48 AH-64D, tetapi kesulitan muncul karena AS enggan berbagi kode sumbernya. Namun akhirnya pada April 2005, IAF mendapatkan AH-64D pertamanya yang dikirim oleh Boeing.
Dalam layanan IAF, AH-64A dikenal sebagai Peten (Ibrani: פתן, artinya Cobra), sedangkan AH-64D dinamai Saraph yang merupakan serapan dari bahasa ibrani yang berarti berbisa atau berapi-api seperti ular bersayap.
Merujuk pada Military Today, Perancangan AH-64A ini dimulai pada 1980-an, Angkatan Darat AS merencanakan serangkaian peningkatan untuk armada yang saat ini telah diekspor ke berbagai negara lain.
Peningkatan utama difokuskan pada pengembangan radar kendali tembakan dengan menggunakan radar panjang gelombang milimeter Northrop Grumman APG-78 Longbow yang dikombinasikan dengan rudal baru AGM-114L Hellfire 2.
Pada 1992, empat AH-64A dimodifikasi dengan radar ini sebagai pesawat pembuktian konsep untuk varian yang diberi nama AH-64D. Sebutan AH-64B dan AH-64C untuk varian sementara kemudian dihilangkan, dan AH-64D Apache menjadi varian operasional kedua.
Ciri khas AH-64D adalah adanya antena di tiang untuk radar Longbow yang memungkinkan penggunaan mode tembak dan lupakan secara otonom untuk AGM-114L Hellfire.
Radar APG-78 mampu mendeteksi, mengklasifikasikan, dan memprioritaskan 12 target secara bersamaan, serta dapat melihat melalui kabut asap yang biasanya menghalangi sensor infra-merah atau TV.
AH-64D dilengkapi dengan peningkatan pada penargetan, manajemen pertempuran, kokpit, komunikasi, senjata, dan sistem navigasi.
Ruang avionik depan diperluas, dan fairing roda pendaratan diperluas ke depan untuk menampung beberapa peralatan baru.
Helikopter tempur ini dapat membawa hingga 16 rudal anti-tank AGM-114L Hellfire 2, serta 2 rudal anti-radiasi udara-ke-darat AGM-122 Sidearm untuk menyerang sistem pertahanan udara musuh.
Untuk pertahanan diri terhadap helikopter, AH-64D dapat membawa 4 rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-92 Stinger, 4 Mistral, atau 2 rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder.
Memasuki layanan pada 1995, AH-64D awal tidak dilengkapi dengan sistem radar Longbow. Sistem Apache AH-64D definitif baru mulai diterapkan pada 1997.
Pada awal 1999, Angkatan Darat AS memutuskan untuk meningkatkan sebanyak 530 AH-64A menjadi standar versi D, di mana 500 sistem Longbow akan diperoleh.
Selain digunakan oleh tentara Israel, AH-64 ini juga menjadi helikopter serang utama di berbagai negara, termasuk Yunani, Jepang, Belanda, Singapura, dan Uni Emirat Arab.
(Rahman Asmardika)