Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hamas Hampir Capai Gencatan Senjata dengan Israel, Joe Biden Yakin Kesepakatan Sudah Dekat

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 21 November 2023 |13:03 WIB
Hamas Hampir Capai Gencatan Senjata dengan Israel, Joe Biden Yakin Kesepakatan Sudah Dekat
Hamas hampir capai gencatan senjata dengan Israel (Foto: Reuters)
A
A
A

GAZA - Pemimpin Hamas mengatakan kepada Reuters pada Selasa (21/11/2023) bahwa pihaknya hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel, bahkan ketika serangan mematikan di Gaza terus berlanjut dan roket ditembakkan ke Israel.

“Pejabat Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar,” kata Ismail Haniyeh dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters oleh ajudannya.

Tidak ada rincian lebih lanjut tentang ketentuan perjanjian potensial tersebut.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Senin (20/11/2023) bahwa ia yakin kesepakatan sudah dekat.

“Sekarang kita lebih dekat dibandingkan sebelumnya,” kata juru bicara Gedung Putih John Kirby tentang perjanjian yang bertujuan untuk menjamin pembebasan beberapa sandera yang ditahan di Gaza dan jeda dalam pertempuran yang akan memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke wilayah kantong yang terkepung.

Hamas menyandera sekitar 240 orang selama serangannya pada 7 Oktober di Israel yang menewaskan 1.200 orang.

Sementara itu, Mirjana Spoljaric, presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bertemu Haniyeh di Qatar pada Senin (20/11/2023) untuk “mengajukan masalah kemanusiaan” terkait konflik tersebut. Hal ini diungkapkan ICRC yang berbasis di Jenewa dalam sebuah pernyataan. Dia juga bertemu secara terpisah dengan pihak berwenang Qatar.

ICRC mengatakan pihaknya bukan bagian dari perundingan yang bertujuan untuk membebaskan para sandera, namun sebagai perantara yang netral, ICRC siap "memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh para pihak."

Pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan telah beredar selama berhari-hari. Reuters yang mengutip seorang pejabat yang mendapat penjelasan tentang pembicaraan tersebut, melaporkan pekan lalu bahwa mediator Qatar sedang mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari yang akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat ke warga sipil Gaza.

Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) Michael Herzog mengatakan di acara ABC “This Week” pada Minggu (19/11/2023) bahwa ia mengharapkan kesepakatan dalam beberapa hari mendatang.

Sedangkan Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan bahwa poin-poin penting yang tersisa “sangat kecil.”

Kesepakatan sudah hampir tercapai sebelumnya.

“Negosiasi sensitif seperti ini bisa gagal pada menit-menit terakhir,” kata wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jon Finer dalam program “Meet the Press” NBC pada Minggu (19/11/2023). "Tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati,” lanjutnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober, hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel, mendorong Israel untuk menyerang wilayah Palestina untuk menargetkan Hamas.

Sejak itu, pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 13.300 warga Palestina telah terbunuh, termasuk setidaknya 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita, akibat pemboman Israel yang tak henti-hentinya.

Hamas mengatakan melalui akun Telegramnya pada Senin (20/11/2023) bahwa mereka telah meluncurkan rentetan rudal ke Tel Aviv. Para saksi juga melaporkan roket ditembakkan ke Israel tengah.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement