ISRAEL – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan operasi militer Israel melawan Hamas akan terus berlanjut “dengan paksa” setelah gencatan senjata singkat yang dimulai pada Jumat (24/11/2023), dan pertempuran diperkirakan akan berlanjut setidaknya selama dua bulan lagi.
"Ini akan menjadi jeda singkat. Ketika ini berakhir, pertempuran akan berlanjut dengan kuat, dan akan menciptakan tekanan yang memungkinkan kembalinya lebih banyak sandera," kata Gallant saat mengunjungi pasukan Israel pada Kamis (23/11/2023).
“Pertempuran diperkirakan akan berlangsung setidaknya dua bulan lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan proses penyerahan sandera akan “rumit,” dan memperingatkan bahwa perjanjian itu bisa berubah sewaktu-waktu.
“Tidak ada yang final sampai hal itu benar-benar terjadi. Dan bahkan di tengah proses tersebut, perubahan dapat terjadi kapan saja,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari dalam jumpa pers hariannya pada Kamis (23/11/2023).
Dia mengatakan tentara Israel terus berperang di Jalur Gaza pada saat ini, sambil menunjukkan bahwa setelah jeda berlaku, tentara IDF akan ditempatkan di sepanjang “garis gencatan senjata” yang ditetapkan di dalam jalur tersebut.
Juru bicara IDF mengatakan kepada CNN, garis gencatan senjata secara efektif mempertahankan pasukan Israel di Gaza utara, dan mereka tidak akan bergerak ke selatan selama jeda pertempuran.
IDF juga mengatakan mereka telah membunuh komandan angkatan laut Hamas, Amar Abu Jalalah, dalam serangan udara di Khan Younis.
Anggota unit angkatan laut lainnya juga tewas dalam serangan itu. Khan Younis adalah sebuah kota di selatan Gaza, tempat ratusan ribu warga sipil yang mengungsi melarikan diri dari utara atas instruksi Israel.
Beberapa hari yang lalu, Israel membagikan brosur kepada warga Palestina di sana yang memperingatkan mereka untuk keluar dari kota tersebut – yang menunjukkan bahwa operasi militer akan segera dilakukan ke arah selatan Jalur Gaza.
Semenatar itu, gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas akan dimulai pada Jumat (24/1/2023) pagi waktu setempat, dan sandera sipil dan tahanan Palestina akan dibebaskan pada sore harinya.
(Susi Susanti)