GAZA - Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat (AS) menyambut baik perpanjangan gencatan senjata di Gaza selama dua hari. Totalnya menjadi enam hari gencatan senjata.
“Jeda kemanusiaan ini telah menghentikan pertempuran dan juga gelombang bantuan kemanusiaan. Sekarang, untuk memperpanjang jeda tersebut, Hamas telah berkomitmen untuk melepaskan 20 perempuan dan anak-anak lagi selama dua hari ke depan,” katanya.
“Kami tentu berharap jeda ini diperpanjang dan hal itu bergantung pada kelanjutan pembebasan sandera oleh Hamas,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata empat hari di Gaza selama dua hari lagi.
Hamas mengatakan perpanjangan itu dilakukan dengan syarat yang sama, yaitu pembebasan 50 sandera Israel dan ditukar dengan 150 tahanan Palestina.
Israel belum memberikan komentar, namun pihaknya menawarkan jeda satu hari dalam pertempuran untuk setiap 10 sandera Israel yang dibebaskan.
Sebelum dimulainya pertukaran pada Senin (27/11/2023), seorang pejabat Israel mengatakan bahwa 184 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 14 warga negara asing dan 80 warga Israel dengan kewarganegaraan ganda.
Pada Minggu (26/11/2023), seorang pejabat Palestina mengatakan kepada BBC bahwa Hamas siap membebaskan hingga 40 sandera tambahan, yang berarti perpanjangan empat hari berdasarkan persyaratan yang ditawarkan oleh Israel.
Israel dilaporkan condong ke arah pendekatan yang lebih bertahap dan setiap hari. Dan telah jelas bahwa mereka sedang bersiap untuk melanjutkan perang di Gaza pada akhir proses tersebut.
“Pada akhir garis besarnya, kami akan mewujudkan tujuan kami dengan kekuatan penuh: melenyapkan Hamas, memastikan bahwa Gaza tidak akan kembali seperti semula dan, tentu saja, membebaskan semua sandera kami,” terang Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dalam pernyataan video pada Minggu (26/11/2023) malam.
Sebelumnya, PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kepada mitra BBC di AS, CBS News, bahwa perjanjian tersebut akan diperpanjang jika Hamas mampu membuktikan, menemukan, dan mengamankan beberapa sandera yang termasuk dalam kriteria yang pertama. kelompok, yaitu perempuan dan anak-anak.
Namun dia memperingatkan bahwa “struktur Hamas yang sangat rumit” menghadirkan tantangan bagi mediator Qatar, karena para pemimpin politik kelompok tersebut di Doha harus menyampaikan informasi ke dan dari komandan militer di Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengumumkan pada Senin (27/11/2023) sore di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza.
(Susi Susanti)