JAKARTA - Dalam lingkup politik Timur Tengah yang kompleks, terdapat beberapa faktor yang menjelaskan mengapa beberapa negara Arab tidak memberikan dukungan yang diharapkan kepada Palestina.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah 3 alasan negara-negara Arab tidak memberi bantuan penuh kepada Palestina.
1. Sejarah Perpindahan
Pengungsian telah menjadi tema sentral dalam sejarah Palestina. Pada perang seputar pendirian Israel pada 1948, sekira 700.000 warga Palestina diperkirakan diusir atau melarikan diri dari wilayah yang sekarang disebut Israel, sebuah peristiwa yang oleh orang-orang Palestina disebut sebagai Nakba, yang berarti 'malapetaka' dalam bahasa Arab.
Ketika Israel merebut Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah tahun 1967, sekitar 300.000 warga Palestina lainnya melarikan diri, sebagian besar menuju Yordania.
Jumlah pengungsi dan keturunannya saat ini mencapai hampir 6 juta orang, sebagian besar tinggal di kamp-kamp dan komunitas di Tepi Barat, Gaza, Lebanon, Suriah, dan Yordania.
Di samping itu, diaspora Palestina juga merata ke negara-negara Teluk Arab dan negara-negara Barat.
Setelah pertempuran berakhir pada perang 1948, Israel menolak mengizinkan pengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Sejak itu, Israel menolak tuntutan Palestina untuk mengembalikan pengungsi sebagai bagian dari perjanjian damai, dengan alasan bahwa hal tersebut dapat mengancam mayoritas penduduk Yahudi di negara tersebut.
Mesir mengkhawatirkan kemungkinan sejarah berulang, di mana sejumlah besar pengungsi Palestina dari Gaza mungkin akan tinggal selamanya di Gaza.