Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

KTT Iklim COP28, Pemimpin Dunia Janji Atasi Tanggung Jawab Pangan dan Pertanian

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 02 Desember 2023 |15:11 WIB
KTT Iklim COP28, Pemimpin Dunia Janji Atasi Tanggung Jawab Pangan dan Pertanian
KTT Iklim COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (Foto: AP)
A
A
A

Dia mengatakan diperlukan lebih banyak pendanaan iklim untuk membantu petani kecil, yang menghasilkan sepertiga pangan dunia, namun mereka bergantung pada cuaca ekstrem.

Petani Brazil Karina Gonçalves David mengatakan dia senang melihat perhatian para pemimpin beralih ke pertanian.

Cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas dan banjir yang melanda Brazil pada November lalu, mempengaruhi hasil panen para petani.

“Krisis iklim berdampak langsung pada para petani. Hujan berlebih yang kita alami membuat tanaman pangan kita membusuk, dan tanaman kita mati atau tanaman yang tersisa mengalami stagnasi,” katanya kepada BBC News.

UEA mengumumkan perjanjian tersebut ketika para pemimpin dunia berpidato di konferensi tersebut, menjanjikan tindakan baru terhadap perubahan iklim dan memperingatkan dampaknya terhadap negara mereka.

Raja Charles menekankan percepatan perubahan iklim dalam satu tahun yang kini dipastikan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

“Kami melakukan eksperimen besar dan menakutkan untuk mengubah setiap kondisi ekologi, sekaligus, dengan kecepatan yang jauh melampaui kemampuan alam untuk mengatasinya,” ujarnya.

“Bumi bukan milik kita, kita adalah milik Bumi,” lanjutnya.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva dari Brasil, yang akan menjadi tuan rumah perundingan dua tahun mendatang, mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa dunia memerlukan tindakan nyata.

“Umat manusia menderita akibat kekeringan,” katanya, dengan fokus pada situasi saat ini di bagian utara Brazil, dimana wilayah Amazon menderita kekeringan terburuk dalam sejarahnya.

Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengatakan kepada para delegasi bahwa ada "keterputusan" antara apa yang disebutnya sebagai retorika muluk-muluk di panggung seperti ini, dan realitas kehidupan masyarakat di seluruh dunia.

Inggris dituduh memperlambat kemajuannya dalam mengatasi perubahan iklim setelah Sunak mengumumkan perubahan kebijakan besar pada September lalu.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement