GAZA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Israel menolak memperbarui visa pejabat tinggi bantuan kemanusiaan PBB untuk Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.
Para pejabat Israel berencana membiarkan dokumen Lynn Hastings habis masa berlakunya akhir bulan ini.
Pada Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Israel menuduh Hastings gagal bersikap netral dan objektif. Tuduhan ini dibantah oleh PBB.
Hastings menjabat sebagai wakil koordinator khusus untuk proses perdamaian Timur Tengah dan koordinator kemanusiaan PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina selama hampir tiga tahun.
"Anda telah melihat beberapa serangan publik di Twitter terhadapnya yang sama sekali tidak dapat diterima,” terang seorang juru bicara PBB.
Juru bicara tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa serangan terhadap personel PBB di seluruh dunia menempatkan “nyawa dalam bahaya”.
Kementerian luar negeri Israel belum berkomentar.
Seperti diketahui, IDF telah melanjutkan operasi tempur melawan Hamas usai menuduh kelompok tersebut melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menembak ke arah Israel.
Menurut Kementerian Dalam Negeri yang dikuasai Hamas di Gaza, beberapa menit setelah gencatan senjata selama seminggu antara Israel dan Hamas gagal pada Jumat (1/12/2023), kendaraan militer Israel melepaskan tembakan di barat laut Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian juga mengatakan pesawat Israel berada di langit di atas wilayah tersebut.
Pernyataan dari Hamas muncul ketika militer Israel mengatakan pihaknya telah melanjutkan operasi tempur melawan kelompok militan tersebut, dan menuduhnya melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menembak ke arah Israel.
Satu jam sebelum batas waktu yang ditetapkan pada Jumat (1/12/2023) berakhir, sistem pertahanan udara Israel mencegat satu roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza. Tidak ada indikasi siapa yang meluncurkan roket tunggal tersebut.
(Susi Susanti)