Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Israel Perintahkan Evakuasi, Warga Sipil Palestina Kehabisan Tempat untuk Mengungsi

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 06 Desember 2023 |14:06 WIB
Israel Perintahkan Evakuasi, Warga Sipil Palestina Kehabisan Tempat untuk Mengungsi
Israel terus membombardir wilayah Gaza selatan dan meminta evakuasi warga sipil (Foto: AFP)
A
A
A

Namun perintah IDF agar warga sipil pindah dari Khan Younis ke Rafah dikutuk oleh kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Unrwa, yang menjalankan operasi kemanusiaan terbesar di Gaza dan menampung 958.000 pengungsi di 99 fasilitas di Gaza selatan.

“Perintah tersebut menimbulkan kepanikan, ketakutan dan kecemasan,” terang Philippe Lazzarini memperingatkan pada Senin (4/12/2023) malam.

“Setidaknya 60.000 orang tambahan terpaksa pindah ke tempat penampungan Unrwa yang sudah penuh sesak, dan lebih banyak lagi yang meminta untuk dilindungi,” lanjutnya.

“Perintah evakuasi mendorong orang untuk berkonsentrasi di wilayah yang kurang dari sepertiga wilayah Jalur Gaza,” tambahnya.

Lazzarini juga menekankan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, baik di selatan, atau barat daya, baik di Rafah atau di zona aman yang secara sepihak disebut.

Juru bicara Unicef James Elder, yang baru-baru ini berada di Gaza, mengatakan kepada BBC pada Selasa (5/12/2023) bahwa gagasan “zona aman” adalah “narasi palsu yang berbahaya”.

Dia mengatakan bahwa berdasarkan hukum internasional, Israel harus memastikan tempat-tempat evakuasi mempunyai kondisi yang memungkinkan orang-orang untuk bertahan hidup.

"Ini adalah lahan kecil tandus. Mereka tidak mempunyai air, tidak ada fasilitas, tidak ada tempat berlindung dari hawa dingin, tidak ada sanitasi,” terangnya, dalam referensi yang jelas terhadap al-Mawasi.

Seorang penasihat senior Perdana Menteri (PM) Israel Mark Regev menolak kritik tersebut dalam sebuah wawancara dengan BBC pada Senin (4/12/2023).

“Saya tidak yakin tidak ada tempat yang aman,” katanya.

“Kami telah menetapkan zona yang lebih aman untuk dikunjungi orang. Jika Anda percaya propaganda Hamas, kami hanya menyerang bangunan yang tidak bersalah, bukan? Tapi jika kami menyerang sebuah bangunan, itu karena ada Hamas di dalam atau di bawah bangunan tersebut,” lanjutnya.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 70% dari hampir 15.900 orang yang tewas di sana sejak awal konflik adalah perempuan dan anak-anak.

Israel melancarkan kampanye militer sebagai tanggapan terhadap serangan lintas batas oleh kelompok bersenjata Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang – termasuk banyak wanita dan anak-anak – dan sekitar 240 lainnya disandera.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement