GAZA – Wartawan BBC Rushdi Abualouf, yang telah melaporkan dari Gaza selama beberapa dekade, meninggalkan wilayah tersebut bersama keluarganya pada tanggal 20 November demi keselamatan mereka.
Peristiwa itu terjadi enam minggu setelah serangan Hamas di Israel selatan yang menyebabkan pemboman Israel selama berminggu-minggu di Gaza. Dia sekarang berada di Istanbul, Turki. Berbicara di program Newshour BBC, dia menggambarkan bagaimana rasanya meninggalkan rumahnya dan mengamati Gaza dari luar.
“Saya dan keluarga saya besar di Gaza, kami lahir di Gaza. Saya benar-benar merasa sedih karena harus pergi dengan cara ini. Saya memiliki kenangan dari setiap sudut rumah saya, dan dari setiap sudut lingkungan saya,” terangnya.
Dia mengatakan keluarga istrinya yakni ayah, ibu, dan saudara laki-lakinya masih di sana. Begitu juga dengan ayahnya, ibu, saudara laki-laki dan perempuan juga tetap di Gaza.
“Sejujurnya, lebih sulit bagi saya untuk melihat Gaza dari luar, karena ketika saya berada di sana, di dalam wilayah kantong, saya sibuk mengurusi banyak hal dan tidak memikirkan situasi di Jalur Gaza,” lanjutnya.
“Sekarang, saat Anda keluar, Anda punya lebih banyak waktu untuk berpikir. Dan sangat sulit bagi saya untuk membayangkan bahwa saya tidak akan lagi melihat rumah saya atau tidur di tempat tidur saya, dan saya tidak akan lagi melihat tetangga dan lingkungan saya,” ujarnya.
“Sejak kami berangkat ke Istanbul, kami diberitahu bahwa rumah kami hancur. Maksudku seluruh bangunan, seluruh lingkungan hancur,” tambahnya.
Dia menjelaskanm beberapa rekan BBC Arabnya masih di sana. Dia bertemu mereka semua pada suatu malam sebelum pergi karena tidak yakin dengan waktunya, dan ada telepon mendadak di malam hari yang menyuruhnya untuk pergi.
Dianya berjanji akan melakukan semua yang saya bisa untuk mengeluarkan mereka.
“Bersikaplah kuat dan bekerja sama, BBC sangat bangga padamu, BBC akan melakukan apa saja untuk melindungimu dan berusaha mengeluarkanmu,” terangnya kepada mereka.