BONE - Kunjungan putra Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh, Muhammad Zinedine Alam Ganjar ke Sulawesi Selatan, memasuki hari keenam, Rabu (6/12/2023). Alam Ganjar memulai kegiatannya dengan sarapan bersama relawan Bone di kediaman Ketua Tim Pemenangan Kabupaten (TPK) Bone, Andi Akhiruddin, Rabu (6/12/2023)
Alam disambut oleh para Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai koalisi beserta relawan dari pasangan Ganjar-Mahfud. Alam tampak berbincang dan menikmati santap pagi. Setelah itu, Alam diajak berkelilingi Tugu Nol Kilometer Bone sebelum akhirnya singgah di Museum La Pawawoi.
Alam disambut ratusan warga yang sejak pagi hari hendak ingin melihat dan berfoto dengannya. Alam tampak kagum dengan sejarah besar yang pernah ditorehkan Kerajaan Bone.
"Luar biasa, baru sebentar di Bone kita sudah lihat beberapa sejarah dan budayanya Bone, luar biasa kuat. Ternyata kerajaan Bone seringkali dipimpin perempuan. Itu yang membuat saya kagum," ucap Alam.
Sejarah mencatat, Kerajaan Bone didirikan Manurunge ri Matajang pada 1330 Masehi. Masuknya Islam ke Kerajaan Bone berawal ketika kerajaan ini tidak dianggap sederajat oleh Kesultanan Gowa. Kerajaan Bone baru akan dianggap setara apabila mau mengikuti Kesultanan Gowa memeluk agama Islam.
"Apalagi Bone memiliki budaya Islam yang cukup kuat, terlebih dengan adanya pemimpin perempuan, hal tersebut menunjukkan toleransi terhadap gender itu sudah ditanam sejak dulu. Itu yang saya salut," ucap Alam.
Ia memperoleh informasi perkembangan sejarah Bone. Meski sempat menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, Bone akhirnya berada di bawah kendali Belanda pada 1905.