GAZA – Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan pada Rabu (6/12/2023) mengatakan sistem kesehatan Gaza “bertekuk lutut” dan hampir runtuh total.
“#Gaza tidak bisa kehilangan rumah sakit lagi dan ada satu rumah sakit lagi yang hampir ditutup,” terangnya yang mengacu pada rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara.
"Ini akan membuat ribuan orang kehilangan layanan penting untuk menyelamatkan nyawa,” lanjutnya.
Pada Selasa (5/12/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah menuduh militer Israel mengepung rumah sakit Kamal Adwan.
CNN telah menghubungi militer Israel untuk meminta tanggapan. Dalam pernyataan sebelumnya, Israel bersikeras bahwa pihaknya menargetkan infrastruktur Hamas di jalur tersebut.
WHO telah melaporkan setidaknya 212 serangan terhadap sektor kesehatan Gaza sejak 7 Oktober lalu. Akibatnya, hanya 14 rumah sakit yang berfungsi sebagian dan tiga rumah sakit yang berfungsi minimal di Jalur Gaza, sementara 19 rumah sakit tidak berfungsi lagi.
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila mengatakan pada Selasa (5/12/2023) bahwa tidak ada rumah sakit di Gaza utara yang dapat menampung operasi bedah, sementara kapasitas rumah sakit di selatan Gaza telah melampaui 216%.
Sementara itu, Hamas mengatakan sekitar 800.000 penduduk di Gaza utara sekarang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan.
Dr Ashraf Al-Qudra, juru bicara kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, mengatakan militer Israel telah “menghilangkan kehadiran medis di Gaza utara”.
BBC tidak dapat memverifikasi klaim ini secara independen.
(Susi Susanti)