GAZA – Saat fokus operasi darat Israel tampaknya berada di selatan, namun ratusan peluru tank menghantam kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
Situasi di kamp pengungsi terbesar sangat sulit, tank-tank Israel mengepung daerah padat penduduk. Otoritas lokal yang dikelola Hamas mengatakan sekitar 100.000 orang masih berada di kamp tersebut tanpa rumah sakit yang berfungsi dan berisiko kelaparan.
Tidak ada bantuan yang mencapai wilayah utara sejak gencatan senjata kemanusiaan gagal, dan sangat sedikit makanan dan bahan bakar yang diperbolehkan selama gencatan senjata.
“Selama gencatan senjata kami pindah ke rumah sakit, kami pikir itu lebih aman daripada rumah saya, tetapi kemarin peluru mendarat di dalam rumah itu dan kami harus melarikan diri karena diserang,” terang Hanan Alturok, 56 tahun, ibu dari delapan anak yang tinggal dekat Jabalia, kepada BBC.
“Suami saya Maher dibunuh pada tanggal 29 November ketika dia mencoba membeli makanan dari pasar setempat, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan atau ke mana harus pergi, saya tidak punya uang dan makanan serta sangat sedikit air minum,” lanjutnya.
“Saya khawatir anak-anak saya akan mati kelaparan,” ujarnya.