NEW YORK – Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan membahas perang Israel dengan Hamas dalam pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Arab Saudi pada Rabu (13/12/2023).
Menurut pernyataan Gedung Putih, Sullivan berada di Timur Tengah dalam perjalanan ke Israel, di mana ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat Israel pada Kamis (14/12/2023) di tengah meningkatnya ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Gedung Putih dan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengenai tuntutan perang yang dilakukan Israel.
“Sullivan dan putra mahkota Saudi membahas sejumlah masalah bilateral dan regional, termasuk upaya yang sedang berlangsung untuk menciptakan kondisi baru bagi perdamaian abadi dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina," demikian pernyataan Gedung Putih.
“Mereka juga membahas respons kemanusiaan di Gaza, termasuk upaya meningkatkan aliran bantuan penting,” lanjutnya.
Menurut seorang pejabat AS, Sullivan akan mengadakan pembicaraan yang sangat serius dengan para pejabat Israel mengenai bantuan kemanusiaan dan tahap selanjutnya dari kampanye militer Israel.
Hal ini terjadi ketika Gedung Putih kesulitan untuk menyesuaikan komentar Presiden AS Joe Biden tentang pengeboman tanpa pandang bulu di Gaza dengan desakannya bahwa “niat” Israel adalah untuk membatasi korban sipil. Hampir setengah dari amunisi udara ke darat yang digunakan Israel di Gaza tidak terarah, menurut penilaian intelijen AS.
Sementara itu, sejak serangan Hamas, dukungan terhadap perlawanan bersenjata meningkat di banyak wilayah Tepi Barat termasuk di tempat-tempat seperti Nablus dan Jenin.
“Saya melihatnya dari suara orang-orang, dari musik yang mereka mainkan di mobil, dari Facebook atau postingan media sosial, dari debat saya dengan murid-murid saya,” kata Raed Debiy, seorang ilmuwan politik dan pemimpin pemuda dari partai berkuasa di Tepi Barat, Fatah, yang mendominasi Otoritas Palestina (PA).
Dia mengatakan kepada tim BBC bahwa serangan tersebut merupakan “titik balik” bagi warga Palestina, sama seperti serangan tersebut merupakan titik balik yang mengejutkan bagi warga Israel.
“Masyarakat, terutama generasi baru, saat ini mendukung Hamas, lebih dari sebelumnya,” katanya.
(Susi Susanti)