TEL AVIV - Israel secara tegas menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris, didasarkan pada sejumlah alasan yang dianggap oleh pemerintah Israel sebagai ancaman serius terhadap keamanan negara mereka. Tidak hanya Israel, sejumlah negara juga menetapkan Hamas sebagai teroris, seperti Australia, Kanada, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah empat alasan utama yang dikemukakan oleh Israel terkait tuduhan terorisme terhadap Hamas.
1. Serangan Terhadap Warga Sipil
Israel menuduh Hamas terlibat dalam serangan terhadap warga sipil, termasuk peluncuran roket ke wilayah pendudukan Israel.
Serangan-serangan ini dianggap sebagai tindakan teror yang dapat membahayakan nyawa warga sipil dan melanggar hukum internasional.
Sebelum Oktober 2023, Hamas telah merenggut nyawa sekira 25 warga AS dan menculik dua orang, ditambah jenazah dua tentara Israel.
Tidak hanya itu, Israel juga menuduh Hamas juga membahayakan penduduk Gaza.
Investigasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan bahwa Jihad Islam Palestina (PIJ) bertanggung jawab atas kegagalan peluncuran roket yang menyebabkan ledakan di rumah sakit Al-Ahli di Gaza pada tanggal 17 Oktober.
Kejadian ini menyoroti bahaya nyata bagi warga sipil di Gaza akibat kegagalan roket yang seharusnya ditujukan ke Israel namun malah membahayakan penduduknya sendiri .
2. Penggunaan Infrastruktur Sipil Sebagai Perisai
Israel mengklaim bahwa Hamas menggunakan infrastruktur sipil, seperti sekolah dan rumah sakit, sebagai tempat perlindungan untuk melancarkan serangan atau menyimpan persediaan senjata. Hal ini dianggap sebagai praktik yang tidak etis dan berbahaya.
Misalnya seperti Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza tidak hanya merupakan fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza, tetapi juga dituduh memiliki fungsi ganda sebagai pusat komando dan kontrol bagi Hamas.
Ada klaim bahwa rumah sakit ini dilibatkan dalam kegiatan militer, termasuk memiliki terowongan dan pintu masuk terkait dengan aktivitas Hamas di dalamnya.
3. Hamas dituduh mengalihkan sumber daya sipil yang penting untuk terorisme
Hamas memiliki sejarah panjang dalam mengalihkan material konstruksi seperti semen dan baja yang ditujukan untuk proyek rekonstruksi sipil guna membangun jaringan terowongan teror yang kompleks yang dikenal sebagai "Metro" di bawah Gaza.
Jaringan terowongan ini, diyakini terbesar kedua di dunia setelah Korea Utara, diperkirakan membentang sekira 500 km dengan sekira 1.300 terowongan.
Struktur ini dilengkapi dengan rel, listrik, ventilasi, jalur komunikasi, dan bahkan tangki oksigen bekas yang awalnya dikirim sebagai bantuan untuk rumah sakit di Gaza.
Sedangkan bahan-bahan seperti pipa untuk drainase, fiberglass untuk memperbaiki kapal penangkap ikan, dan bahan kimia seperti minyak jarak dan bahan tambahan seperti debu aluminium telah dialihkan ke industri roket.
Barang sehari-hari juga telah diubah menjadi senjata, dan bahkan bahan kimia seperti minyak jarak dan bahan tambahan seperti debu aluminium telah diimpor untuk memproduksi bahan bakar roket, termasuk konversi garam menjadi amonium perklorat (AP) untuk bahan bakar roket, dengan menggunakan teknik Iran.
4. Hamas mengeksploitasi media
Hamas juga dituduh mempengaruhi media internasional dengan membingkai konflik tersebut dengan cara yang mengaburkan eksploitasi terhadap warga sipil Palestina.
Kisah-kisah tragis korban warga Palestina seringkali menjadi sorotan tanpa konteks sehingga banyak dari mereka yang sengaja dirugikan akibat taktik Hamas.
Kementerian Kesehatan Palestina yang dikuasai Hamas di Gaza menyinkronkan semua pernyataan medianya dengan para pemimpin teroris Hamas, dan berfungsi sebagai corong propaganda.
(Rahman Asmardika)