AS diketahui telah memveto langkah-langkah sebelumnya di Dewan Keamanan PBB dan menolak seruan gencatan senjata di Majelis Umum PBB yang lebih besar.
Hal ini memberikan arti penting pada pemungutan suara pada Selasa (19/12/2023). Jika AS mengizinkan resolusi tersebut disahkan, hal ini akan menjadi sinyal penting bagi Israel – termasuk sekutu utamanya – mengenai meningkatnya protes internasional atas situasi kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, Duta Besar UEA untuk PBB Lana Nusseibeh mengatakan resolusi yang dirancang oleh UEA ini akan menyerukan penghentian permusuhan di Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
(Susi Susanti)