GAZA - Militer Israel pada Selasa (19/12/2023) mengklaim bahwa mereka telah menemukan sekitar 1.500 terowongan dan jalur bawah tanah di Gaza sejak operasi militernya dimulai menyusul serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu di Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan mengatakan terowongan itu milik Hamas dan banyak di antaranya terletak di kawasan sipil dan di dalam bangunan sipil.
“Setelah menemukan ratusan terowongan dan menghancurkan banyak di antaranya dengan menggunakan berbagai teknik, Unit Pasukan Khusus 'Shaldag' melakukan aktivitas operasional di dalam jaringan terowongan bawah tanah organisasi teroris Hamas,” kata IDF.
IDF menegaskan terowongan di bawah Gaza digunakan untuk menyelundupkan barang dari Mesir, melancarkan serangan ke Israel, menyimpan roket dan amunisi, serta menampung pusat komando dan kendali Hamas.
IDF pada Minggu (17/12/2023) mengatakan pihaknya telah menemukan “terowongan Hamas terbesar” di Gaza, yang membentang sepanjang empat kilometer (2,5 mil).
Militer Israel mengatakan terowongan itu, yang diamankan beberapa minggu yang lalu tetapi dibuka ke publik pada Minggu (17/12/2023), cukup lebar untuk dilalui kendaraan besar, mencapai kedalaman hingga 50 meter di bawah tanah dan dilengkapi dengan sistem listrik, ventilasi dan komunikasi.
Menurut IDF, terowongan itu tidak melintasi Israel tetapi berakhir 400 meter sebelum Penyeberangan Erez yang sekarang ditutup di perbatasan utara Israel-Gazan.
Pada 2021, Hamas mengklaim telah membangun terowongan sepanjang 500 kilometer (311 mil) di bawah Gaza, meskipun tidak jelas apakah angka tersebut akurat atau tidak.
Sementara itu, badan keamanan internal Israel, Shin Bet, telah merilis video interogasi terhadap direktur rumah sakit (RS) Kamal Adwan.
Dalam video tersebut, Ahmed Al-Kahlot mengatakan para pemimpin politik Hamas menggunakan rumah sakit tersebut pada hari-hari awal perang, karena mereka merasa tidak akan dijadikan sasaran di sana. Ia juga mengatakan, dirinya bersama beberapa staf medis lainnya merupakan anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas.
Interogasi tersebut direkam di sebuah ruangan kecil, dicat putih dengan bendera Israel disampirkan di salah satu dinding. Tidak jelas apakah Al-Kahlot berbicara dengan bebas, atau apakah dia memiliki akses ke pengacara sejak penangkapannya pada 12 Desember.
(Susi Susanti)