"Kita berada dalam perang, perang yang mengerikan. Pikiran kita pertama-tama tertuju pada Gaza, pada rakyat kita di Gaza… Dua juta orang menderita," katanya.
Ia menambahkan bahwa "gencatan senjata saja tidak cukup".
"Kita harus menghentikan permusuhan ini dan membalikkan keadaan karena kekerasan hanya menghasilkan kekerasan."
Beberapa langkah dari Manger Square, toko-toko suvenir berjejer di Star Street di kedua sisi, namun tanpa hiruk pikuk jual beli dan tawar-menawar seperti biasanya. Syal jahitan Palestina yang terkenal, sarung bantal dan artefak digantung di luar toko, tapi tanpa pembeli.
Padahal hari-hari ini biasanya pasar dipenuhi pembeli. Namun tidak tahun ini.
"Kita tidak bisa merayakannya dengan banyaknya orang yang terbunuh di Gaza," kata Abood Subouh, seorang pemilik toko di pasar lokal dekat Manger Square.
Dia mengatakan kepada saya bahwa, walau sedih melihat kota dan bisnisnya seperti ini, merayakan Natal terasa aib di tahun ini: "Kami tidak bisa bahagia karena kami tidak berada di belahan dunia lain. Kami masih di Palestina."
(Rahman Asmardika)