MOSKOW – Rusia menuding Barat berada di balik upaya menggulingkan pemerintahan Serbia, menyusul hasil pemilihan umum di negara Balkan tersebut. Pihak Serbia sebelumnya menyebut upaya “revolusi warna” itu diantsipasi atas informasi dari intelijen Rusia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menagatakan bahwa upaya para pengunjuk rasa untuk menyerbu gedung pemerintahan kota Beograd pada Minggu, (24/12/2023) adalah bagian dari rencana negara-negara Barat untuk menggulingkan pemerintah Serbia.
Ribuan demonstran pro-Barat berusaha masuk ke gedung-gedung pemerintah di ibu kota pada Minggu malam menyusul kemenangan Partai Progresif Serbia (SNS) yang berkuasa atas koalisi Serbia Melawan Kekerasan (SPN) yang pro-Uni Eropa dalam pemilihan parlemen.
Diwartakan RT, Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyebut protes tersebut sebagai upaya revolusi warna – sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gerakan yang didanai dan diorganisir oleh negara-negara Barat, biasanya Amerika Serikat (AS), yang bertujuan untuk menggulingkan para pemimpin dunia yang menentang kepentingan Washington.
Dalam sebuah pernyataan kepada TASS pada Senin, (25/12/2023) Zakharova setuju dengan kecurigaan pemimpin Serbia tersebut dan mengatakan bahwa “upaya kolektif Barat untuk mengguncang situasi di (Serbia) dengan menggunakan teknik kudeta Maidan sudah jelas”, merujuk pada “revolusi warna” yang terjad di Ukraina pada 2013.