Hamas mengumumkan bahwa mereka berada di balik serangan udara tersebut. Hamas menyerukan pejuang perlawanan di Tepi Barat serta negara-negara Arab dan Islam untuk bergabung dalam pertempuran tersebut, dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.
Serangan ini meletus setelah Israel memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Gaza sejak 2007 setelah Hamas mengambil alih kekuasaan.
Netanyahu langsung mendeklarasikan perang melawan Hamas. Israel pun berjanji akan melenyapkan semua anggota Hamas di mana pun berada. Serangan itu pun menuai banyak kritikan dari dunia internasional.
Tak berselang lama, Israel melakukan serangan balasan dengan membombardir Gaza. Israel melakukan setidaknya dua serangan udara di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023), setelah rentetan roket ditembakkan dari wilayah Palestina ke Israel.
Sebagian besar negara Barat mendukung balasan serangan Israel dengan alasan Israel memiliki hak untuk membela diri dari serangan Hamas. Amerika Serikat (AS), Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya mendukung serangan balasan Israel.
Serangan Israel yang membabi buta ini menyerang hampir semua fasilitas umum. Seperti pemukiman, rumah sakit (RS), sekolah, hingga tempat pengungsian.
RS Indonesia di Gaza juga menjadi salah satu tempat yang terkan serangan Israel. Israel berdalih serangan itu untuk mencari sarang Hamas yang mereka sebut sebagai teroris.
Israel juga mengklaim jika banyak petinggi Hamas bersembunyi di dalam terowongan bawah tanah yang berada di bawah RS di Gaza.