Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korut Tembakkan Peluru Artileri ke Pulau Perbatasan, Korsel Tuduh Provokatif

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 06 Januari 2024 |14:20 WIB
Korut Tembakkan Peluru Artileri ke Pulau Perbatasan, Korsel Tuduh Provokatif
Korut tembakkan peluru artileri ke arah perbatasan Korsel (Foto: Kementerian Pertahanan Korsel)
A
A
A

PYONGYANG Korea Utara (Korut) telah menembakkan lebih dari 200 peluru artileri di lepas pantai baratnya, menuju pulau Yeonpyeong di Korea Selatan (Korsel).

Korsel memerintahkan warga sipil untuk mengungsi mencari perlindungan di pulau itu sebelum Korut mengadakan latihan tembakan langsung.

Korea Selatan menyebutnya sebagai “tindakan provokatif”, namun Korea Utara membantah pulau-pulau tersebut berada dalam bahaya akibat latihan penembakan tersebut.

Peluru artileri yang ditembakkan pada Jumat (5/1/2024), antara pukul 09:00 hingga 11:00 waktu setempat (00:00 hingga 02:00 GMT) tidak memasuki wilayah Korea Selatan karena semuanya mendarat di zona penyangga antara kedua negara.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan insiden itu tidak menimbulkan kerugian pada rakyat atau militer, namun menambahkan bahwa tindakan tersebut mengancam perdamaian di semenanjung Korea dan meningkatkan ketegangan.

Penembakan ini menyusul peringatan dari Pyongyang bahwa negara tersebut sedang membangun persenjataan militernya sebagai persiapan menghadapi perang yang bisa "terjadi kapan saja" di semenanjung tersebut.

Pihak berwenang di dua pulau terdekat, Baengnyeong dan Daecheong, juga meminta warga sipil untuk mencari perlindungan.

“Korea Utara yang melanjutkan latihan tembakan artileri di dalam zona non-permusuhan pagi ini adalah tindakan provokasi yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea dan meningkatkan ketegangan,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan Shin Won-sik dalam sebuah pernyataan pada Jumat (5/1/2024).

“Militer kita harus bersiap untuk memusnahkan musuh sepenuhnya sehingga mereka tidak berani melakukan provokasi lagi, dan mendukung langkah tersebut melalui kekuatan,” lanjutnya.

Kementeriannya mengatakan pihaknya tidak mengamati pergerakan apa pun dari Korea Utara selama latihan di Korea Selatan.

Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, kemudian mengatakan bahwa latihan penembakan yang dilakukan di lepas pantai barat merupakan “respon alami” terhadap aksi militer skala besar yang dilakukan oleh negara tetangganya.

Peta BBC menunjukkan Korea Utara dan Selatan dengan ibu kota masing-masing, Pyongyang dan Seoul, keduanya ditandai – bersama dengan pulau Yeonpyeong, Daecheong, dan Baengnyeong di Selatan di sebelah barat

Insiden terbaru ini terjadi beberapa bulan setelah Korea Utara menangguhkan sepenuhnya perjanjian militer dengan Korea Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan.

Kesepakatan itu mulai memburuk setelah Pyongyang mengklaim telah berhasil meluncurkan satelit mata-mata ke luar angkasa pada bulan November. Hal ini menyebabkan Korea Selatan menangguhkan sebagian perjanjian tersebut dan mengatakan akan melanjutkan penerbangan pengawasan di sepanjang perbatasan.

Setelah itu, Pyongyang mengatakan akan menarik semua tindakan “yang diambil untuk mencegah konflik militer di semua bidang termasuk darat, laut dan udara”, dan mengerahkan “angkatan bersenjata yang lebih kuat dan perangkat keras militer jenis baru” di wilayah perbatasan.

Namun Korea Utara telah beberapa kali melanggar perjanjian tersebut dalam dua tahun sebelumnya, dengan meluncurkan rudal dan menembakkan peluru artileri ke laut ke arah Korea Selatan. Terakhir kali Korea Utara menembakkan peluru artileri ke laut adalah pada bulan Desember 2022, dengan sembilan insiden serupa terjadi pada tahun tersebut saja.

Oleh karena itu, beberapa analis berpendapat bahwa penarikan resmi Pyongyang dari perjanjian tersebut mungkin tidak akan membawa banyak perbedaan.

“Karena Korea Utara tidak menaati perjanjian tersebut sejak awal, kemungkinan terjadinya konflik terbatas selalu ada,” kata Jo Bee Yun dari Institut Analisis Pertahanan Korea.

Pulau Yeonpyeong, rumah bagi pangkalan militer dan populasi sipil berjumlah sekitar 2.000 orang, terletak 3 km (2 mil) dari perbatasan maritim yang disengketakan di Laut Kuning dan 12 km dari pantai Korea Utara.

Ini telah menjadi lokasi bentrokan angkatan laut antar-Korea selama bertahun-tahun.

Pada 2010, artileri Korea Utara melepaskan tembakan berkali-kali ke pulau Yeonpyeong. Tembakan ini menewaskan empat orang, dua tentara dan dua warga sipil.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement