Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

3 Kecelakaan Kereta Paling Mematikan di Dunia, Korban Tewas Ratusan Orang

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Sabtu, 06 Januari 2024 |06:04 WIB
3 Kecelakaan Kereta Paling Mematikan di Dunia, Korban Tewas Ratusan Orang
Tragedi Bintaro 1987. (Foto: Wikipedia)
A
A
A

JAKARTA - Tabrakan kereta api kembali terjadi di Indonesia. Pada Jumat 5 Januari 2024, terjadi peristiwa tabrakan Kereta Api (KA) Turangga 65A dengan KA 350 Commuter Line Bandung Raya di Jalan Haurpugur-Cicalengka, Haurpugur, Kabupaten Bandung. Kecelakaan ini mengakibatkan 4 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Berkaca dari kejadian tersebut, berikut tiga sejumlah tabrakan kereta paling mematikan di dunia, termasuk di Indonesia.

1. Depok, Indonesia 

Di Indonesia, kasus tabrakan kereta cukup parah pernah terjadi di Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat pada 1968. Berbagai sumber menyebut, kecelakaan ini menyebabkan 116 orang tewas.

Peristiwa tabrakan terjadi di perlintasan kereta antara Stasiun Depok dan Stasiun Citayam. Diketahui, jalur kereta api di wilayah itu masih tunggal dan belum sebaik saat ini.

Kereta api uap Bumel bertabrakan dengan kereta api cepat dengan lokomotif uap diesel modern bertipe BB200. Setelah tabrakan itu, badan kereta langsung tergelincir. Sementara itu, para korban segera dibawa ke rumah sakit di wilayah Depok dan Bogor.

2. Bintaro, Indonesia 

Kecelakaan kereta api di Bintaro ini agaknya adalah yang paling ikonik di Indonesia. Terjadi pada bulan Oktober 1987, kecelakaan ini menyebabkan 156 korban tewas dan 300 penumpang mengalami luka-luka.

Kepala Stasiun Serpong kala itu memberikan izin bagi kereta KA 225 jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota untuk berangkat. Namun, ia tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, apakah jalur kereta di Stasiun Sudimara masih kosong atau tidak.

Ternyata, jalur tersebut sudah diisi oleh kereta api Indocement yang sedang mengarah ke Jakarta melalui jalur 2. Sementara itu, di jalur 3 ada sebuah rangkaian gerbong tanpa lokomotif. 

KA 225 sendiri datang di jalur 1 pada pukul 06.45 WIB. Di arah yang berlawanan (tepatnya di stasiun Kebayoran) ada KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak. Jalur kereta tersebut bersilangan dengan KA 225. Sayangnya KA 220 tetap diberangkatkan.

Seharusnya, KA 225 tidak diberangkatkan terlebih dahulu, mengingat KA 220 tengah melaju. Namun kala itu, masinis tidak melihat semboyan dari stasiun karena terhalang 2 kereta di jalur 2 dan 3. 

Petugas stasiun sempat mengejar, akan tetapi KA 225 tetap berjalan. Bahkan, pegawai kereta lainnya mengejar KA 225 dengan sepeda motor. 

Tabrakan berdarah pun tak mampu dihindarkan. Sejak saat itu, perlintasan kereta api Bintaro menjadi salah satu jalur angker. Masyarakat setempat menyebut, aroma darah masih tercium. Padahal, kejadian itu sudah berlangsung puluhan tahun lalu.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement