Namun, kerajinan tangan ini berbuah manis tatkala harga sebuah kain Tapis di pasar internasional dihargai tinggi.
"Untuk harga paling murahnya Rp3,5 juta sampe di angkat Rp7,5 juta," ungkapnya.
Haris mengatakan, Atikoh fokus terhadap pengembangan UMKM yang ada di daerah. Ia mengaku mendapat pesan dari Atikoh agar tenun ini bisa terus digali dan dilestarikan ke generasi muda.
"Pesannya Bu Atikoh, ini terus digali lagi, dilestarikan lagi karena ini hasil 1905 transmigrasi Jawa ke Lampung. Inilah hasilnya," tutup Haris.
(Qur'anul Hidayat)