LONDON – Wanita ini memilih pekerjaan yang tak biasa saat dia memilih menjadi petugas kebersihan namun tanpa pakaian alias telanjang.
Lottie Rae, 32, melakukan pekerjaan ini demi menambah uang tambahan pada 2017. Dia mengenakan biaya 50 poundsterling (Rp988.000) atau nyaris Rp1 juta per jam. Dia pun berhasil mengumpulkan ribuan poundsterling selama bertahun-tahun.
Petugas kebersihan asal Inggris ini mengatakan bahwa selama enam tahun ia bekerja sebagai pembersih telanjang, ia telah memiliki banyak klien. Termasuk klien yang juga ikutan tampil bugil seperti dirinya dan 'mengharapkan sesuatu yang lebih'.
Petugas kebersihan, yang menggambarkan dirinya 'berjiwa bebas' ini mengatakan bahwa pekerjaan tersebut telah membuatnya merasa lebih percaya diri. Dia bahkan mengatakan bahwa pekerjaan tersebut memberdayakan dirinya secara penuh.
“Ada beberapa klien yang menyeramkan seperti segelintir klien tempat saya bekerja membersihkan bukunya berharap mereka akan mendapatkan sesuatu yang lain. Saya jelas di sana hanya untuk membersihkan tetapi mereka akan mengatakan bahwa pembersih lain adalah penari telanjang atau tukan pijat,” terangnya.
“Uang itu jelas membantu. Saya tidak akan melakukannya jika Saya tidak diberi insentif finansial,” lanjutnya.
Setelah mencoba-coba pekerjaan sampingan seperti menjual pakaian bekas, Lottie mengambil pekerjaan pertamanya sebagai pembersih telanjang pada Oktober 2017 sebagai cara untuk mendapatkan uang tambahan.
Dan kini dia memposting tentang petualangannya di akun Instagram miliknya, @musings-from-a-naked-cleaner.
Dia bekerja di daerah setempat, dengan beragam klien yang menyewa jasanya. Dia mengatakan bahwa pekerjaan tersebut menarik baginya karena dia ingin mendapatkan lebih banyak uang sambil bertemu orang-orang baru dan mencoba hal-hal baru.
Dia mengklaim bahwa dia bekerja dengan berbagai klien. Mulai dari pria lanjut usia (lansia) yang sedang mencari teman, hingga pria muda dengan pendapatan yang cukup tinggi yang ingin 'mencoba sesuatu yang berbeda'.
Meskipun sebagian besar kliennya ramah dan tidak melampaui batas, dia mengatakan beberapa kliennya bisa memaksakan sesuatu terlalu jauh.
“Saya selalu mencari cara untuk menghasilkan uang tambahan dan saya cukup suka telanjang, jadi saya pikir ‘oke, saya akan mencobanya',” terangnya.
“Pekerjaan pertama yang saya batalkan itu terjadi karena saya ketakutan setelah melihat rumah itu di Google Maps dan melihatnya berada di balik hutan dan saya seharusnya berada di sana pada malam hari,” lanjutnya.
“Tetapi ke depannya saya berpikir 'Saya bisa melakukan ini' dan mulai menerima pekerjaan. Saya telah bertemu berbagai macam orang selama bertahun-tahun,” ujarnya.
“Salah satu klien saya, saya bersihkan rumahnya selama tiga kali, dan rumahnya adalah rumah paling kotor yang pernah saya temui dalam hidup saya, penuh dengan kotoran dan debu,” ungkapnya.
“Tetapi ketika saya sampai di sana dia tidak ingin saya membersihkannya sama sekali. Dia tidak menyeramkan atau mesum, dia hanya ingin ditemani,” terangnya.
“'Saya bahkan tidak memakai sarung tangan separuh waktu meskipun saya tahu saya harus melakukannya - jika rumah benar-benar kotor, saya sedikit sadar di mana saya berdiri tetapi biasanya hal itu tidak mengganggu saya sama sekali,” paparnya.
“Suatu kali seorang pria menayangkan film porno di TV-nya dan saya harus mengatakan tidak. Orang-orang yang sedikit lebih menyeramkan cenderung memiliki rumah yang sangat bersih, jadi ini semacam indikator,” lanjutnya.
'Saya sudah membersihkan rumah untuk beberapa pria muda yang tampak lebih mudah bergaul, mereka sering bepergian dan hanya memiliki penghasilan yang dapat dibelanjakan dan ingin mencoba sesuatu yang berbeda,” ujarnya.
“Pria lain yang pernah bekerja dengan saya [selama enam tahun] adalah seorang nudist, jadi baginya hal itu adalah hal yang tepat. Dia sudah telanjang ketika saya masuk, kami minum kopi dan saya bermain dengan anjingnya lalu mulai bekerja,” terangnya.
“Beberapa klien juga akan telanjang - beberapa dari mereka merasa gugup pada awalnya dan tetap mengenakan pakaian mereka sampai mereka cukup percaya diri untuk melepasnya,” ujarnya.
“Teman-teman dan keluarga saya tahu apa yang saya lakukan, tapi saya rasa mereka bertanya-tanya mengapa saya melakukannya. Mereka menganggap semua pria ini aneh dan menyeramkan, tetapi secara umum mereka adalah orang-orang baik,” lanjutnya.
“Lebih dari enam tahun aku menjalin beberapa hubungan dan mereka baik-baik saja dengan hal itu, pasanganku saat ini tidak bermasalah karena aku tahu banyak pasangan temanku yang tidak setuju dengan hal itu,” tambahnya.
(Susi Susanti)