Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Kadispenad: TNI Enggak Ngurusun Knalpot Brong

Irfan Ma'ruf , Jurnalis-Rabu, 10 Januari 2024 |21:31 WIB
Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Kadispenad: TNI Enggak Ngurusun Knalpot Brong
Ilustrasi (Foto : iStock)
A
A
A

JAKARTA- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi angkat bicara perihal keterlibatan anggotanya yang mengurus soal knalpot brong yang dipakai masyarakat. Dia menegaskan, pihaknya tidak mencari-cari untuk mengurusi soal knalpot brong.

"Kalau ada yang mengatakan ngapain ini TNI kok ngurusin knalpot brong? Kami tidak cawe-cawe, tidak cari-cari untuk mengurusi knalpot brong," kata Kristomei, Rabu (10/1/2024).

Dirinya menyebut, pihaknya melakukan tindakan itu karena peristiwanya terjadi di depan markas mereka. Dimana dalam dua kasus yang ada, kejadiannya didepan kantor TNI AD. Pertama di Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Boyolali, Jawa Tengah. Lalu yang kedua di Kodam XIII/Merdeka, Sulawesi Utara.

"Kebetulan, kejadiannya di depan rumah saya, di depan kantor saya. Coba kejadian di depan kantor (Anda), kan pasti keluar, melihat apa sih yang terjadi. Nah itu kira-kira. Kalau kita bilang ini bukan tugas TNI, nyari-nyari, ya kita malah melanggar bukan tupoksi kita. Tapi kalau kejadiannya depan kantor saya kok, masa saya enggak sewot," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, beberapa waktu lalu sempat dihebohkan dengan pengakuan bahwa ada relawan salah satu capres yang mengaku jadi korban penganiayaan anggota TNI AD. Kini, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak pun buka suara.

Maruli mengatakan bahwa hal tersebut adalah bentuk aksi dan reaksi. Maruli membantah bahwa penganiayaan tersebut telah direncanakan, melainkan terjadi secara spontan karena korban sudah mengganggu ketenangan para prajurit TNI di Markas Raider.

"Ada aksi, ada reaksi ya, jadi kan disebutkan mengarahnya kayaknya ada rencana pencegatan, masukin ke dalam asrama, ini kan cara berpikirnya, mana sempat-sempat orang ngeliat dengar suara bising tiba-tiba lari dicegat," kata Maruli.

Maruli Simanjuntak mengatakan sebelum penganiayaan terjadi, kesembilan motor relawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD itu sudah 8 kali melintas di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh dengan memakai knalpot motor bersuara bising.

"Coba analisa kejadian itu jangan hanya berdasarkan video pendek saja yang durasinya beberapa detik itu, lalu langsung mengambil kesimpulan. Itu terjadinya jam 11.19 WIB,” kata Maruli Simanjuntak di depan Rosiana Silalahi.

“Mereka sudah berputar-putar sejak pukul 09.00 WIB. Kalau kita lihat di video itu, mereka sudah pulang pergi delapan kali di depan batalyon. Mereka sudah berulang kali diingatkan. Sekian persen dari mereka itu mabuk," lanjut jenderal TNI bintang empat tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement