MEDAN – Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai pengusung pasangan calon (paslon) capres Ganjar Pranowo dan cawapres Mahfud MD, menyuarakan pemberantasan korupsi demi mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Itu disampaikan HT saat mendampingi Calon Wakil Presiden (Capres) nomro urut 3, Mahfud MD, mengunjungi Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (14/1/2024).
Menurut HT, korupsi di Indonesia harus diberantas sampai ke akarnya agar masyarakat Indonesia bisa lebih sejahtera. Mengingat dana hasil korupsi bisa dialihkan untuk membantu masyarakat untuk meningktakan kehidupan rakyat.
BACA JUGA:
“Salah satu yang perlu dilakukan kalau kita mau cepat menghilangkan rakyat miskin seperti negara maju sekarang itu adalah memberantas korupsi. Kalau itu saya rasa itu semua setuju,” kata HT di Medan.
Terlebih, saat ini Indonesia sedang berusaha untuk menjadi negara maju. Untuk mencapai itu, HT mengatakan bahwa rakyat miskin harus dikurangi. Caranya dengan memberantas korupsi dengan memberikan hukuman yang berat kepada pelaku.

Untuk melakukan itu, HT meyakini Mahfud MD sebagai Cawapres Partai Perindo menjadi sosok yang tepat. Mengingat dirinya merupakan orang yang sangat konsisten dalam menegakkan hukum di Indonesia dan tak pandang bulu.
“Uang korupsi itu kan bisa dibuat untuk membantu rakyat miskin menjadi produktif, itu bisa cepat sekali membantu kita menjadi negara maju. Saya rasa Prof Mahfud orang yang tepat,” ujarnya.
BACA JUGA:
Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan saat ini masih ada keitmpangan yang sangat besar di Indonesia. Menurutnya, masyarakat kalangan bawah juga dengan sangat mudah disulut dan dipecah oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
“Ada satu tapinya. Kalau ketimpangan sosial itu masih lebar, sekuat apa pun pemerintah, masyarakat di bawah itu gampang disulut, gampang diprovokasi, khsususnya terkait dengan etnis, suku, agama, itu mudah sekali,” ujarnya.
“Jadi kemampuan untuk menjaga kesetaraan harus diimbangi dengan kemampuan untuk menumbuhkan ekonomi kita sampai rakyat miskin di Indonesia tidak ada. Itu penting sekali,” sambungnya.
(Salman Mardira)