Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dituduh Netanyahu Bermasalah Jadi Mediator Perang Gaza, Qatar: Komentar Tidak Bertanggung Jawab

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 26 Januari 2024 |08:38 WIB
Dituduh Netanyahu Bermasalah Jadi Mediator Perang Gaza, Qatar: Komentar Tidak Bertanggung Jawab
Qatar terkejut karena dituduh Netanyahu bermasalah jadi mediator perang Gaza (Foto: Reuters)
A
A
A

"Pernyataan ini jika divalidasi, tidak bertanggung jawab dan merusak upaya menyelamatkan nyawa tak berdosa, namun tidak mengejutkan,” cuitnya.

“Selama berbulan-bulan, dan setelah mediasi yang sukses tahun lalu yang berujung pada pembebasan lebih dari 100 sandera, Qatar telah terlibat dalam dialog rutin dengan pihak-pihak yang melakukan perundingan termasuk lembaga-lembaga Israel, dalam upaya untuk menetapkan kerangka kerja bagi perjanjian sandera baru dan kesepakatan jangka pendek masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa Netanyahu tampaknya meremehkan upaya mediasi karena alasan yang tampaknya menguntungkan karier politiknya.

Sebagai tanggapan, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menulis di X.

"Qatar adalah negara yang mendukung dan mendanai terorisme. Qatar adalah pelindung Hamas dan sebagian besar bertanggung jawab atas pembantaian warga Israel oleh Hamas,” terangnya.

“Satu hal yang pasti: Qatar tidak akan terlibat sedikit pun di Gaza pada hari setelah perang,” tambahnya.

Belum ada komentar langsung dari Kementerian Luar Negeri Qatar.

Seperti diketahui, emirat kecil di Teluk ini telah menjalin kontak tingkat tinggi dengan Israel sejak tahun 1990an, namun mereka belum pernah secara resmi menjalin hubungan diplomatik.

Qatar telah lama memperjuangkan perjuangan Palestina dan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik Hamas, yang dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lain.

Hamas juga telah memberikan bantuan ratusan juta dolar untuk Gaza, yang menjadi sasaran blokade Israel dan Mesir sejak 2006, ketika Hamas memenangkan pemilihan legislatif. Blokade tersebut diperketat pada tahun berikutnya ketika Hamas memperkuat kekuasaannya di Gaza dengan mengusir pasukan Otoritas Palestina (PA) dengan kekerasan.

Qatar menggunakan hubungannya dengan Hamas untuk membantu menengahi jeda selama seminggu dalam pertempuran pada akhir November, di mana 105 sandera Israel dan asing dibebaskan dengan imbalan sekitar 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Emirat selama berminggu-minggu telah berusaha menengahi gencatan senjata baru, seiring dengan memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza dan pemerintah Israel yang berada di bawah tekanan domestik yang semakin besar untuk menjamin pembebasan sandera yang tersisa.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement