BOGOR - Belasan peziarah yang sempat dilaporkan tersesat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) masuk melalui jalur tidak resmi. Jalur tersebut memang kerap digunakan oleh warga lokal untuk pergi berziarah di kawasan tersebut.
"Mereka bukan pendaki, mereka peziarah. Lewatnya jalur jalur tradisional yang memang dari dulu," kata Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo dikonfirmasi wartawan, Senin (29/1/2024).
Terdapat beberapa warga lokal yang memang memiliki kepercayaan tertentu di kawasan TNGGP. Sehingga, mereka sengaja naik untuk pergi berziarah.
"Jadi orang lokal yang memang kan beberapa masyarakat sekitar sini punya kepercayaan lokal, bahwa di Gunung Gede Pangrango ada tempat-tempat petilasan, tempat keramat gitu-gitu. Kemudian mereka memang dari beberapa desa di sekitar kawasan itu sering ya, bukan sering lah beberapa ini melakukan ziarah ke tempat itu, ada yang bertapa mungkin cari wangsit gitu lah istilahnya," jelasnya.
Pihaknya, lanjut Sapto, juga memang menyiapkan zona religi tersebut sebagai bentuk penghormatan kepercayaan warga lokal seperti di dekat Suryakencana, dan sekitar puncak Gunung Pangrango. Tetapi, pada dasarnya mereka harusnya tetap melapor kepada petugas ketika akan mendaki.
"Kami memang ada zona religi namanya, zona religi itu tempat-tempat yang secara kami menghormati secara kepercayaan lokal. Ada sekitar 2 hektar yang menjadi zona religi. Nah itu masyarakat lokal itu datang berziarah dan sebagainya. Tapi tentu mestinya mereka lapor ke petugas kita dulu sehingga bisa kita monitor. Nah yang kejadian di Bogor ini mereka (peziarah) gak lapor ke kita," ungkapnya.