Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Palestina Makan Rumput dan Minum Air yang Tercemar saat Kelaparan Melanda Gaza

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 31 Januari 2024 |16:18 WIB
Warga Palestina Makan Rumput dan Minum Air yang Tercemar saat Kelaparan Melanda Gaza
Warga Palestina makan rumput dan minum air yang tercemar saat kelaparan melanda Gaza (Foto: AFP)
A
A
A

GAZA – Kehidupan warga Gaza di Palestina kian hari semakin sulit dan menyedihkan akibat Israel terus membombardir wilayah itu. Mereka susah mendapatkan makanan dan air yang layak untuk dikonsumsi diri sendiri dan keluarganya.

Hanadi Gamal Saed El Jamara, 38, mengatakan hanya tidur yang bisa mengalihkan perhatian anak-anaknya dari rasa lapar yang menggerogoti perut mereka.

Saat ini, ibu tujuh anak ini mendapati dirinya mengemis di jalanan Rafah yang berlumpur, di selatan Gaza.

Dia mencoba memberi makan anak-anaknya setidaknya sekali sehari, sambil merawat suaminya, seorang pasien kanker dan diabetes.

“Sekarang mereka lemah, selalu diare, wajah mereka kuning,” terang El Jamara, yang keluarganya mengungsi dari Gaza utara, kepada CNN pada 9 Januari.

“Putri saya yang berusia 17 tahun memberi tahu saya bahwa dia merasa pusing, suami saya tidak makan,” lanjutnya.

“Kami sekarat perlahan-lahan,” ujarnya.

“Saya pikir lebih baik mati karena bom, setidaknya kita akan menjadi martir. Tapi sekarang kami sekarat karena kelaparan dan kehausan,” tambahnya.

Ketika Gaza semakin menuju ke arah kelaparan skala besar, warga sipil dan petugas kesehatan yang menjadi pengungsi mengatakan kepada CNN bahwa mereka kelaparan agar anak-anak mereka dapat makan apa yang tersedia. Jika warga Palestina menemukan air, kemungkinan besar air tersebut tidak dapat diminum. Ketika truk-truk bantuan mulai berdatangan ke wilayah tersebut, orang-orang saling berhamburan untuk mengambil bantuan.

Anak-anak yang hidup di jalanan, setelah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman Israel, menangis dan berebut roti basi. Yang lainnya dilaporkan berjalan berjam-jam dalam cuaca dingin untuk mencari makanan, sehingga berisiko terkena serangan Israel.

Arif Husain, kepala ekonom di Program Pangan Dunia (WFP), mengatakan kepada CNN, bahkan sebelum perang, dua dari tiga orang di Gaza bergantung pada bantuan pangan. Warga Palestina diketahui telah menjalani 17 tahun blokade parsial yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement