TOKYO - Seorang pria berpakaian hitam berdiri di jalan-jalan yang diterangi lampu neon di distrik Shinjuku, di Tokyo, pada 5 Februari lalu, saat salju tebal turun di ibu kota Jepang. Dia mengangkat papan bertuliskan, “Hentikan Genosida Gaza.”
Yusuke Furusawa, 48, telah melakukan demonstrasi damai setiap hari sejak tanggal 29 Oktober menentang serangan militer Israel di daerah kantong Palestina. Dia melakukan aksinya di berbagai lokasi termasuk pusat keuangan Shibuya, hingga pusat kereta api yang sibuk termasuk stasiun Shinjuku dan stasiun Yurakucho. Protesnya ia sampaikan di akun Instagram miliknya.
“Saya terus memprotes genosida di Gaza,” kata tukang kayu tersebut kepada CNN pada Senin (5/2/2024).
“Saya ingin melindungi hak asasi manusia dan keadilan,” lanjutnya.
“Jangan bunuh anak-anak, jangan masuk ke rumah sakit, jangan masuk ke sekolah di Gaza, jangan bunuh,” tambahnya.
“Saya berdiri sendiri melawan rasisme, pendudukan, dan genosida,” ujarnya.
Pada Desember 2024, Jepang mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menuntut gencatan senjata di Gaza. Awal tahun ini, Tokyo menangguhkan pendanaan untuk badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina karena tuduhan yang meledak-ledak oleh Israel bahwa stafnya ikut serta dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 27.365 warga Palestina dan melukai 66.630 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, ketika para pemimpin dunia memperingatkan terhadap meningkatnya jumlah korban warga sipil.
Seperti diketahui, perang terus berkecamuk di Gaza. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Senin (5/2/2024) bahwa perang di Gaza tidak boleh berakhir sebelum Israel membunuh kepemimpinan Hamas.
“Tujuan kami adalah kemenangan mutlak atas Hamas. Kami akan membunuh pimpinan Hamas, oleh karena itu kami harus terus bertindak di seluruh wilayah Jalur Gaza. Perang tidak boleh berakhir sebelum itu. Ini akan memakan waktu berbulan-bulan, bukan bertahun-tahun,” ujarnya pada rapat fraksi partainya, Likud.
Di masa lalu, Israel tidak merahasiakan niatnya untuk terus memburu para pemimpin Hamas lama setelah perang usai. Netanyahu juga sebelumnya mengatakan bahwa perang melawan Hamas akan menjadi perjuangan yang panjang.
(Susi Susanti)