Faktanya, salah satu kelompok sains, Berkeley Earth, mengatakan bahwa tahun kalender 2023 suhunya lebih dari 1,5C di atas tingkat pra-industri. Badan sains lainnya, seperti NASA, memperkirakan suhu pemanasan dalam 12 bulan terakhir sedikit di bawah 1,5C.
Perbedaan kecil ini terutama disebabkan oleh perkiraan suhu global pada akhir tahun 1800-an, ketika pengukuran masih jarang dilakukan.
Namun semua kumpulan data utama sepakat mengenai lintasan pemanasan baru-baru ini dan bahwa dunia berada dalam periode terpanas sejak pencatatan modern dimulai dan kemungkinan akan lebih lama lagi.
Dan permukaan laut dunia juga berada pada suhu rata-rata tertinggi yang pernah tercatat. Ini menjadi sebuah tanda lain dari meluasnya pencatatan iklim. Seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah, hal ini sangat penting mengingat suhu laut biasanya tidak mencapai puncaknya dalam satu bulan atau lebih.
Tren pemanasan jangka panjang tidak diragukan lagi didorong oleh aktivitas manusia. Terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, yang melepaskan gas-gas yang menyebabkan pemanasan global seperti karbon dioksida. Hal ini juga bertanggung jawab atas sebagian besar suhu panas selama setahun terakhir.
Dalam beberapa bulan terakhir, fenomena pemanasan iklim alami yang dikenal sebagai El Nino juga telah meningkatkan suhu udara, meskipun biasanya hanya sekitar 0,2C.
(Susi Susanti)