Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Beri Putin Lampu Hijau untuk Perang, Joe Biden Sebut Komentar Donald Trump Mengerikan dan Berbahaya

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 12 Februari 2024 |11:39 WIB
Beri Putin Lampu Hijau untuk Perang, Joe Biden Sebut Komentar Donald Trump Mengerikan dan Berbahaya
Presiden AS Joe Biden menilai komentar Donald Trump berbahaya dan mengerikan terhadap tuduhannya ke NATO (Foto: AP)
A
A
A

NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut komentar Donald Trump Trump mengerikan dan berbahaya.

Seperti diketahui, Trump mengatakan bahwa AS tidak akan melindungi sekutu-sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) jika tidak mengeluarkan cukup dana untuk pertahanan telah merusak seluruh keamanan kita.

Politisi Partai Republik ini mengatakan kepada sekutunya bahwa dia akan "mendorong" Rusia untuk menyerang setiap anggota NATO yang gagal memenuhi target aliansi sebesar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka.

Komentar ini juga dinilai mengisyaratkan jika Trump bermaksud memberi Presiden Rusia Vladimir Putin ‘lampu hijau’ untuk lebih banyak perang dan kekerasan.

“Pengakuan Donald Trump bahwa ia bermaksud memberi Putin lampu hijau untuk lebih banyak perang dan kekerasan, untuk melanjutkan serangan brutalnya terhadap Ukraina yang merdeka, dan untuk memperluas agresinya terhadap rakyat Polandia. dan negara-negara Baltik, sangat mengerikan dan berbahaya,” terangnya.

Saat berbicara di depan massa saat rapat umum di Carolina Selatan pada Sabtu (10/2/2024), Trump mengatakan bahwa dia telah menyampaikan komentarnya tentang Rusia pada pertemuan para pemimpin negara-negara NATO sebelumnya.

Mantan presiden tersebut mengenang bahwa pemimpin sebuah "negara besar" telah menyajikan situasi hipotetis di mana ia tidak memenuhi kewajiban finansialnya di NATO dan mendapat serangan dari Moskow.

Trump diketahui telah lama mengkritik NATO dan apa yang dilihatnya sebagai beban keuangan yang berlebihan bagi Amerika untuk menjamin pertahanan 30 negara lainnya.

Nikki Haley, satu-satunya pesaing Trump yang tersisa untuk nominasi Partai Republik, memperingatkan agar tidak memihak Rusia dan Putin,yang ia gambarkan sebagai penjahat yang membunuh lawan-lawannya dalam sebuah wawancara dengan mitra BBC di AS, CBS News.

Dr Patrick Bury, pakar pertahanan dan keamanan dan mantan analis NATO, mengatakan kepada BBC bahwa Trump mencerminkan kemarahan di AS karena beberapa negara NATO di Eropa tidak menghabiskan 2% anggaran mereka untuk militer, seperti yang diinginkan NATO.

"Bersikap keras dengan sekutu NATO adalah benar, tapi itu semua tergantung pada seberapa jauh Anda melangkah. Komentar-komentar ini terlalu berlebihan, sungguh," ujarnya.

Namun dia mengatakan pernyataan seperti itu berdampak pada saat Rusia menempatkan perekonomiannya pada kondisi perang dan pengeluaran militernya melebihi negara-negara Eropa.

"Jika Trump berada di Gedung Putih dan ada perpecahan di NATO baik mengenai Ukraina atau tentang bagaimana mereka akan menanggapi serangan kecil yang secara teori seharusnya memicu pasal lima. Di sinilah aliansi NATO khawatir,” katanya.

Rusia diketahui melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022, setelah Trump meninggalkan jabatannya. Sejak saat itu, ia mengeluhkan jumlah uang AS yang dikirim ke Ukraina, yang bukan anggota NATO.

AS memberikan dukungan keuangan lebih besar kepada Ukraina dibandingkan negara lain mana pun. Menurut angka Gedung Putih pada Desember 2023, jumlah total bantuan lebih dari USD44 miliar sejak invasi 2022.

Namun, Partai Republik di Kongres sejak pergantian tahun memblokir semua pendanaan baru, menuntut tindakan tegas untuk membatasi migrasi ke AS di perbatasan selatannya, dan kemudian menolak rancangan undang-undang yang diubah ketika diajukan awal pekan ini.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement