“Hanya dengan memadamkan api perang di Gaza kita dapat mencegah api neraka melanda seluruh wilayah,” tambahnya.
Diplomat utama Aljazair di PBB Amar Bendjama mengatakan bahwa "sayangnya Dewan Keamanan sekali lagi gagal". “Ujilah hati nuranimu, bagaimana sejarah akan menilaimu,” ujarnya.
Sekutu AS juga mengkritik langkah tersebut. Utusan Perancis untuk PBB Nicolas de Rivière menyatakan penyesalannya bahwa resolusi tersebut tidak diadopsi mengingat situasi bencana di lapangan.
Linda Thomas-Greenfield, duta besar Washington untuk PBB, mengatakan ini bukan saat yang tepat untuk menyerukan gencatan senjata segera sementara negosiasi antara Hamas dan Israel terus berlanjut.
Rancangan resolusi yang diajukan AS menyerukan gencatan senjata sementara "secepat mungkin" dan dengan syarat semua sandera dibebaskan, serta mendesak agar hambatan bantuan mencapai Gaza dicabut.
Gedung Putih sebelumnya menghindari kata "gencatan senjata" selama pemungutan suara PBB mengenai perang tersebut, namun tidak jelas apakah atau kapan Dewan Keamanan akan memberikan suara pada proposal tersebut.
Pernyataan tersebut juga menyatakan bahwa serangan darat besar-besaran di Rafah akan mengakibatkan lebih banyak kerugian bagi warga sipil dan pengungsian lebih lanjut, termasuk kemungkinan ke negara-negara tetangga, mengacu pada Mesir.
(Susi Susanti)