RIO DE JANEIRO - Menteri Luar Negeri (Menlu) Brasil Mauro Vieira mengkritik "kelumpuhan" Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terkait perang di Gaza dan Ukraina saat ia membuka pertemuan G20 pada Rabu (21/2/2024) di mana terjadi perpecahan mendalam komunitas internasional terlihat.
Prospek kemajuan dalam agenda konflik dan krisis yang mencengkeram bumi ini suram ketika para menteri luar negeri dari negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia berkumpul di Rio de Janeiro untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi pertama Kelompok 20 pada tahun ini.
BACA JUGA:
Membuka pertemuan dua hari yang dihadiri Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menlu Rusia Sergei Lavrov, Menlu Rusia mengatakan ledakan konflik global menunjukkan lembaga-lembaga internasional seperti PBB tidak berfungsi.
“Lembaga-lembaga multilateral tidak mempunyai perlengkapan yang memadai untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada saat ini, seperti yang telah ditunjukkan oleh kelumpuhan yang tidak dapat diterima oleh Dewan Keamanan mengenai konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Ukraina,” terangnya, dikutip AFP. Dia menambahkan bahwa situasi tersebut mengorbankan nyawa yang tidak bersalah.
Seperti diketahui, DK PBB telah gagal mengambil tindakan terhadap invasi Rusia ke Ukraina, yang dapat dikendalikan oleh hak veto Rusia, dan telah berjuang untuk menemukan respons terhadap perang di Gaza, dimana sekutu Israel, AS, menggunakan hak vetonya untuk memblokir seruan gencatan senjata pada Selasa (20/2/204).
Brasil, yang mengambil alih kepemimpinan bergilir G20 dari India pada Desember 2023, telah menyuarakan harapan bahwa kelompok tersebut dapat menjadi forum untuk mencapai kemajuan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Lebih dari empat bulan setelah perang Gaza dimulai dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pejuang Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel, yang telah berjanji untuk memusnahkan kelompok militan tersebut sebagai pembalasan, hanya ada sedikit tanda-tanda kemajuan menuju perdamaian.
Prospek serupa juga suram mengenai perang Rusia di Ukraina, yang juga membuat anggota G20 terpecah.
Meskipun ada dorongan dari negara-negara Barat untuk mengutuk invasi Presiden Vladimir Putin, pertemuan puncak terakhir G20 berakhir dengan pernyataan yang mengecam penggunaan kekuatan militer namun tidak secara eksplisit menyebut Rusia, yang memelihara hubungan persahabatan dengan India dan Brasil, di antara anggota lainnya.
(Susi Susanti)