GAZA – Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan anak-anak meninggal karena kelaparan di Gaza utara.
Dia menjelaskan kunjungan badan tersebut pada akhir pekan ke rumah sakit (RS) Al-Awda dan Kamal Adwan adalah yang pertama sejak awal Oktober.
Dalam sebuah postingan di media sosial, dia berbicara tentang ‘temuan suram’ dalam kunjungannya itu.
Dia menulis jika kurangnya makanan mengakibatkan kematian 10 anak dan kekurangan gizi yang parah, gedung rumah sakit hancur.
Dr Tedros melaporkan malnutrisi tingkat parah, anak-anak sekarat karena kelaparan, kekurangan bahan bakar, makanan dan pasokan medis, gedung rumah sakit hancur di Gaza utara, di mana diperkirakan 300.000 orang hidup dengan sedikit makanan atau air bersih.
“Kurangnya makanan mengakibatkan kematian 10 anak,” tulisnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dikutip BBC.
Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi WHO dalam beberapa bulan terakhir, walaupun pihaknya berupaya untuk mendapatkan akses yang lebih teratur ke bagian utara Gaza.
“Situasi di Rumah Sakit Al-Awda sangat memprihatinkan, karena salah satu bangunannya hancur,” tulisnya.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza melaporkan pada Minggu (3/3/2024) bahwa setidaknya 15 anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di rumah sakit Kamal Adwan.
Kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan pada Senin (4/3/2024) jika seorang anak ke-16 meninggal pada Minggu (3/3/2024) di sebuah rumah sakit di kota selatan Rafah.
Penduduk Gaza bertahan hidup dari pakan ternak dan beras karena makanan semakin berkurang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu memperingatkan bahwa kelaparan di Gaza hampir tidak bisa dihindari.
Seorang pejabat senior bantuan PBB memperingatkan bahwa setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza, seperempat dari populasi, menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah dan satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di wilayah utara menderita kekurangan gizi akut.
Direktur regional badan anak-anak PBB, Unicef, Adele Khodr mengatakan kematian anak-anak yang kami khawatirkan terjadi di sini, karena kekurangan gizi melanda Jalur Gaza.
“Kematian tragis dan mengerikan ini disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi dan sepenuhnya dapat dicegah,” terangnya dalam sebuah pernyataan pada Minggu (3/3/2024).
Militer Israel melancarkan kampanye udara dan darat skala besar untuk menghancurkan Hamas yang dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, AS dan lainnya, setelah kelompok bersenjata tersebut membunuh sekitar 1.200 orang di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 dan memakan korban 253 orang. kembali ke Gaza sebagai sandera.
Lebih dari 30.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
(Susi Susanti)