Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PBB Sebut Hamas Kemungkinan Lakukan Kekerasan Seksual pada Serangan 7 Oktober

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 05 Maret 2024 |08:46 WIB
PBB Sebut Hamas Kemungkinan Lakukan Kekerasan Seksual pada Serangan 7 Oktober
PBB sebut Hamas kemungkiinan lakukan kekerasan seksual saat serangan 7 Oktober (Foto: EPA)
A
A
A

GAZA - Sebuah tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan ada alasan yang masuk akal untuk mempercayai kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan dan pemerkosaan berkelompok, dilakukan selama serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober.

Mereka juga mengatakan ada “informasi yang meyakinkan” bahwa para sandera telah menjadi sasaran kekerasan seksual.

Kunjungan tersebut dipimpin oleh Pramila Patten, Perwakilan Khusus PBB untuk Kekerasan Seksual dalam Konflik.

“Tim misi menemukan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa kekerasan seksual terkait konflik terjadi di beberapa lokasi selama serangan 7 Oktober,” kata laporan PBB.

Hal ini terjadi setidaknya di tiga lokasi, yakni lokasi festival musik Nova dan sekitarnya, Jalan 232, dan Kibbutz Re’im.

Seperti diketahui, pada 7 Oktober 2023, orang-orang bersenjata Hamas menyusup ke Israel selatan, di mana mereka membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 lainnya.

Dalam laporan tersebut, PBB mengatakan pihaknya telah menemukan informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan, penyiksaan seksual, perlakuan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat telah dilakukan terhadap para sandera.

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa mereka memiliki alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa kekerasan semacam itu mungkin terus berlanjut terhadap mereka yang masih ditahan.

Tim PBB mengunjungi Israel antara 29 Januari dan 14 Februari. Misi tersebut terdiri dari Patten dan sembilan ahli dan tidak bersifat investigasi, namun dirancang untuk mengumpulkan dan memverifikasi tuduhan.

Laporan menambahkan bahwa 33 pertemuan diadakan dengan perwakilan Israel, dan lebih dari 5.000 gambar foto diperiksa serta rekaman video berdurasi 50 jam.

Laporan tersebut mengatakan bahwa meskipun ada upaya bersama untuk mendorong para korban untuk melapor, namun tim tersebut tidak dapat mewawancarai satupun dari mereka.

Sementara itu, Hamas membantah jika kelompoknya melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan selama serangan tersebut.

Laporan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Hamas, yang dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris dan lainnya, mulai muncul segera setelah tanggal 7 Oktober dan terus bertambah sejak saat itu.

BBC juga telah melihat dan mendengar bukti pemerkosaan, kekerasan seksual, dan mutilasi perempuan.

Beberapa tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual tidak dapat diverifikasi atau tidak berdasar. Termasuk kasus yang dipublikasikan secara gamblang mengenai seorang wanita hamil yang rahimnya dilaporkan robek dan janinnya ditusuk.

PBB juga mengatakan bahwa pihaknya belum mampu menentukan pola mutilasi alat kelamin yang jelas.

Tim PBB mengatakan mereka juga menerima informasi tentang kekerasan seksual terhadap laki-laki dan perempuan Palestina di tempat penahanan, selama penggerebekan rumah dan di pos pemeriksaan setelah tanggal 7 Oktober.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Guterres mendukung penuh upaya Patten dalam kunjungannya ke Israel.

"Sekretaris Jenderal sama sekali tidak melakukan apa pun untuk menjaga agar laporan itu 'diam'. Faktanya, laporan tersebut disajikan kepada publik hari ini,” kata Dujarric.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement