“Nasib badan ini, dan jutaan orang yang bergantung padanya, berada dalam ketidakpastian,” kata Lazzarini di Majelis Umum, seraya menggambarkan UNRWA sebagai tulang punggung bantuan kemanusiaan di Gaza.
UNRWA mempekerjakan 13.000 orang di Gaza, mengelola sekolah, klinik kesehatan dan layanan sosial lainnya, serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan. PBB mengatakan sekitar 3.000 orang saat ini masih bekerja untuk menyalurkan bantuan di Gaza, di mana 576.000 orang atau seperempat dari populasi, berada selangkah lagi dari kelaparan.
“Di Gaza, PBB sendiri adalah organisasi teror,” kata Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan kepada Majelis Umum pada Senin (4/3/2024) pagi.
Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, ketika sekitar 1.200 orang terbunuh dan 253 sandera disandera, menurut penghitungan Israel. Serangan udara dan darat Israel di Gaza telah menewaskan sekitar 30.000 warga Palestina, kata otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas.
(Susi Susanti)