GAZA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania Ayman Safadi mengatakan bulan suci Ramadhan datang pada saat warga Palestina di daerah kantong tersebut sekarat karena kelaparan dan Israel menggunakan makanan sebagai senjata perang,
“Ramadhan datang ketika Gaza dibom oleh Israel dan para perempuan tidak dapat menemukan makanan untuk anak-anak mereka dan lima bulan telah berlalu ketika dunia gagal menjaga martabat manusia,” terangnya, dikutip Reuters.
Kampanye Israel yang tiada henti di Gaza telah menimbulkan kekhawatiran yang meningkat di seluruh dunia karena meningkatnya risiko kelaparan yang mengancam akan menambah jumlah korban jiwa yang telah melampaui angka 31.000 orang.
Israel menyangkal bahwa mereka bertanggung jawab atas kelaparan yang lebih luas atau perang terhadap warga sipil.
Safadi mengatakan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh Israel terhadap akses jamaah Muslim ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan puasa mendorong situasi menuju "ledakan".
Dalam sambutannya di media pemerintah, Safadi mengatakan negaranya, yang mengawasi situs suci tersebut, menolak langkah Israel yang mengumumkan untuk membatasi akses selama Ramadhan, dengan alasan kebutuhan keamanan karena perang yang berkecamuk di Gaza.
“Kami memperingatkan bahwa penodaan kesucian Masjid Al-Aqsa sama dengan bermain api,” kata Safadi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Vatikan, Uskup Agung Paul Gallagher, dikutip Reuters.